TEPAT pada Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus (29/6) Kedutaan Vatikan di Indonesia mengadakan peringatan satu tahun pemerintahan Paus Fransiskus di Jakarta. Dua acara besar dirangkai yaitu Misa Syukur di Gereja Katedral; sehari kemudian barulah diadakan acara ramah tamah bersama tokoh Katolik dan para sahabat Kedubes Vatikan di Jakarta.
Misa Syukur
Dalam homili misa di Katedral, Duta Besar Vatikan (Nuncio Apostolik) untuk Indonesia sejak 23 Maret 2011, Mgr. Antonio Guido Filipazzi memulai dengan menguraikan tentang pentingnya Santo Petrus dan Paulus dalam Gereja.
“Doa resmi Gereja menggambarkan Santo Petrus sebagai orang “yang mengantar kita kepada iman” dan sebagai nelayan Galilea yang “membangun Gereja awal di antara orang Israel” (Prefasi). Bagi liturgi, Santo Paulus adalah “guru dan pengajar para bangsa” serta “secara ulung membantu kita untuk memahami” misteri Kerajaan Allah. Melalui kedua rasul suci inilah “Gereja menerima dasar imannya” (Doa Pembuka),” demikian jelas Duta Besar kelahiran Milan, 8 Oktober 1963 ini.
Lebih lanjut, Mgr. Antonio menegaskan bahwa Santo Petrus dan Paulus bukan hanya guru yang mengajarkan kebenaran, melainkan mereka menjadi saksi Kristus melalui hidup dan kematian mereka.
“Keberadaan kedua rasul ini dalam hidup Gereja sangat nyata, karena mereka tetap berada di tengah-tengah kita dalam diri para uskup, yang merupakan penerus para rasul. Apalagi Santo Petrus, batu karang Gereja, ada dalam diri penerusnya, yakni Uskup Roma, Paus Fransiskus,” papar Nuncio termuda dalam jajaran korps diplomatik Vatikan ini.
“Marilah kita menerima ajakan Sri Paus untuk selalu mendoakannya. Kita dukung Paus untuk menjalankan misinya tanpa henti, melalui doa kita yang tekun, dan dengan mengikuti ajaran dan pimpinannya,” demikian pesan Nuncio mengakhiri homilinya.
Acara ramah tamah
Perayaan syukur berlanjut pada Senin malam, 30 Juni di Kedutaan Vatikan yang terletak di Jalan Merdeka Timur, Jakarta. Nuncio tampak sumringah menerima para tamu yang hadir. Tampak beberapa duta besar sahabat, uskup, pejabat KWI, tokoh umat termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu, turut memenuhi undangan tersebut.
Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang juga Ketua Presidium KWI duduk berdampingan dengan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang khusus datang dari Girisonta, Ungaran.
Terlihat juga Mgr. Martinus Situmorang OFM Cap (Keuskupan Padang), Mgr. Suwatan (Keuskupan Manado), Mgr. Sutikno (Keuskupan Surabaya), Mgr. Paskalis Syukur (Keuskupan Bogor), dan Mgr. Antonius Bunyamin yang baru diumumkan sebagai Uskup bagi Keuskupan Bandung.
Sekretaris Eksekutif KWI Romo Edy Purwanto hadir bersama sejumlah sekretaris eksekutif komisi-komisi dalam KWI. Sejumlah rektor universitas Katolik juga memenuhi undangan seperti Prof. Lanny Pandjaitan (Rektor Unika Atma Jaya), Romo Michael Agung Ocarm (Rektor Unika Widya Karya Malang), dan Koentjoro Foe (Rektor Universitas Widya Mandala Surabaya), Prof. Bernadette Setiadi (mantan Rektor Unika Atma Jaya yang sekarang menjadi Wakil Ketua APTIK) berserta beberapa dosen katolik yang mengajar di perguruan tinggi negeri.
Sambutan Nuncio
Dalam sambutan singkat, Nuncio menjelaskan kebijakan Kedutaan Vatikan.
“Sri Paus dan Gereja Katolik sangat memperhatikan keadaan negara-negara di seluruh dunia, namun itu bukanlah karena ingin berkuasa atau karena berkepentingan egoistis, atau karena gengsi, melainkan karena Gereja ingin melayani setiap bangsa dan seluruh umat manusia, dalam kerja sama dengan semua pihak, terutama dengan pihak negara,” demikian papar doktor kanonik lulusan Universitas Kepausan Holy Cross ini.
“Dalam suasana seperti ini, demi kebaikan seluruh Indonesia, setiap warga dan para negarawan, kita semua berharap masa depan yang semakin sejahtera dan penuh persaudaraan. Oleh karena itu, sebagaimana pernah dituliskan dalam pesan untuk Presiden Republik Indonesia, Bapa Suci Fransiskus mohon kepada Tuhan berkat yang melimpah untuk seluruh Bangsa Indonesia,” paparnya kemudian.
“Hari ini kita juga mohon rahmat setimpal untuk Paus Fransiskus, supaya beliau dapat melanjutkan bimbingannya yang penuh kebijaksanaan untuk Gereja di seluruh dunia, dan sekaligus dapat menjadi sumber terang untuk semua orang yang berkehendak baik,” ajak Nuncio di akhir sambutannya yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia yang sangat fasih.
Acara berlangsung hangat tanpa banyak prokoler. Setelah sambutan Nuncio, para tamu mengelompok berbincang-bincang ringan sambil menikmati hidangan beraneka ragam yang disajikan.
Kredit foto: Kedutaan Vatikan di Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.