PADA umumnya manusia mempunyai kecenderungan untuk sulit menerima dan mengakui seseorang yang sukses dan memiliki prestasi hebat, terlebih bila mereka mengenal latar belakang dan masa lalunya.
Yesus pun mengalami hal yang sama, Ia tidak dihargai karena Ia hanya anak seorang tukang kayu. Orang-orang Nazaret tidak percaya bahwa Yesus yang berasal dari sebuah keluarga sederhana mampu memberikan pengajaran yang luar biasa. Mereka membatasi karya Yesus dengan pikiran mereka yang sempit dan dangkal sehingga tidak satupun mukjizat diperbuatNya di sana.
Keangkuhan dan iri hati akan membutakan mata hati dan meracuni pikiran kita sedemikian rupa sehingga mampu mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang tak terpuji, seperti menolak, meremehkan, selalu mencari semua kekurangan dan kesalahan yang dimiliki seseorang.
Sadari bahwa Tuhan kerap menggunakan orang di sekitar kita sebagai perpanjangan tanganNya untuk menolong atau menegur kita. Jangan sampai kita kehilangan berkatNya hanya karena kita menolak dan menghakimi seseorang berdasarkan penampilan fisik mereka semata. Mari menjadi orang yang rendah hati, belajar berpikir positif dan bersedia untuk menerima serta menghargai sesama apa adanya.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.