Beranda OPINI Kasak-kusuk

Kasak-kusuk

“Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.” (Yes 58, 4)

SEPULANG  dari Misa Rabu Abu, seorang bapak menggerundel dan curhat dengan umat lain bahwa dirinya merasa tidak sreg dengan cara penerimaan abu. Masak penerimaan abu kok disatukan dengan penerimaan komuni hanya dengan alasan praktis. Sepanjang jalan mereka berdiskusi panjang dan mengkritik kebijakan romonya serta peran prodiakonnya.

Di tempat lain, sementara umat di lingkungan juga pada kusak-kusuk, “Kenapa sih penerimaan abu kok dilakukan di lingkungan dan dilayani oleh prodiakon? Kenapa tidak dalam misa di paroki? Kan romonya ada tida orang?”

Kusak-kusuk tersebut kemudian disertai dengan ‘penilaian’ terhadap kinerja dan pelayanan para gembala yang tidak memuaskan. Pada awal masa puasa, ada juga koordinator kelompok basis yang mempertanyakan kebijakan pengumpulan dana APP. Dia tidak sanggup kalau harus mengumpulkan dana APP dari anggota KBG setiap pekan sekali dan kemudian menyerahkan kepada panitia di tingkat paroki. Masa pantang dan puasa sudah dimulai.

Upacara Rabu Abu sudah dilaksanakan. Kebijakan dan ketentuan berkaitan dengan pantang, puasa dan pengumpulan dana APP juga sudah disosialisasikan. Yang masih tersisa adalah curhatan, gerundelan, diskusi dan perbantahan terhadap hal-hal yang sifatnya teknis dan praktis berkaitan dengan apa yang sudah terjadi pada awal masa Prapaska.

Sisa-sisa peristiwa dan pengalaman ini perlu diolah, baik secara pribadi maupun dalam kebersamaan, agar tidak menjadi ‘ganjelan atau slilit’ dalam menjalankan pantang dan puasa. Suara kita, entah doa, kidung atau pujian, tidak akan didengar di tempat tinggi, kalau pantang dan puasa kita disertai dengan konflik, perbantahan dan pertentangan satu dengan yang lain. Pengolahan konflik, perbantahan dan pertentangan akan memperkaya kehidupan batin dan rohani, bahkan bisa membuahkan suatu hidup yang baru.

Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)