Beranda SEPUTAR VATIKAN Urbi Kardinal Hong Kong “siap” ditangkap terkait protes

Kardinal Hong Kong “siap” ditangkap terkait protes

Joseph Kardinal zen

Uskup Emeritus Hong Kong Joseph Kardinal Zen mengatakan ia siap ditangkap oleh pihak berwenang Tiongkok, dengan bergabung para pemimpin kelompok pro demokrasi “Occupy Central”, yang telah menggelar aksi protes beberapa bulan di Hong Kong, dan berencana akan menyerahkan diri hari ini (Rabu).

Menurut berbagai laporan oleh RTHK Hong Kong pada Selasa, Kardinal Zen mengatakan ia akan bergabung dengan tiga pemimpin kelompok tersebut yang akan menyerahkan diri.

“Saya siap dipenjara sebagai bukti kuat dan tulus dari sistem ketidakadilan di Hong Kong,” kata Kardinal Zen, menurut terjemahan dari laporan oleh Hong Kong Economic Journal.

Protes Occupy Central di Hong Kong telah berlangsung sejak September dan telah mendorong puluhan ribu orang turun ke jalan, terutama atas dugaan kendali Tiongkok terkait pemilihan kepala eksekutif Hong Kong.

Protes itu menimbulkan kekerasan pada akhir pekan lalu ketika polisi secara paksa menghentikan para demonstran dari sekitar kantor pemerintah dengan semprotan meriam air.

Ratusan pemrotes pro demokrasi bentrok dengan para petugas polisi pada Minggu (30/11) malam waktu setempat dan mengakibatkan puluhan orang terluka dalam kekerasan terburuk tersebut sejak aksi demonstrasi dimulai lebih dari dua bulan lalu.

Tiga dari pemimpin gerakan itu mengadakan konferensi pers pada Selasa, mengumumkan niat mereka untuk menyerahkan diri kepada polisi dengan harapan untuk membendung kekerasan.

Benny Tai mengatakan dia dan kedua temannya akan menyerahkan diri pada Rabu (3/12), sebagai sebuah komitmen terhadap hukum serta prinsip perdamaian dan cinta.

Kardinal Zen, yang pensiun sebagai uskup Hong Kong tahun 2009, telah menjadi kritikus vokal terkait kebijakan pemerintah Tiongkok di Hong Kong dan penganiayaan terhadap umat Kristiani di negara satu partai itu.

Dalam sebuah wawancara singkat dengan NCR di Roma belum lama ini, Kardinal Zen mengatakan Tiongkok baru-baru ini “mengintensifkan penganiayaan” terhadap orang Kristen, seraya mengatakan mereka telah menghancurkan gereja dan penindasan terhadap umat beriman.

“Tak banyak yang dapat kita harapkan segera” untuk mengakhiri penindasan terhadap orang-orang Kristen di Tiongkok, tambahnya.

Sumber: ucanews.com