PERKEMBANGAN teknologi informasi khususnya internet, tidak saja membawa perubahan dalam sistem teknologi informasi dan komunikasi, namun juga telah turut andil dalam memengaruhi karakter manusia yang terlahir di fase zamannya masing-masing saat internet ada.
“Mari bersiap dengan realita bahwa kita akan hidup bersama-sama dengan generasi media 3 layar handphone, komputer, dan televisi”ujar CEO Suara Surabaya Media, Errol Jonathans dalam seminar “Komunikasi ; Budaya Perjumpaan yang Sejati” pada penutupan Pekan Komunikasi Sosial ke-48 di Keuskupan Weetebula, Sumba, awal Juni.
Menurut Errol, perkembangan teknologi informasi ini pada akhirnya memunculkan julukan-julukan generasi internet di antaranya:
1. Generasi Q ( Generasi Quiet) yakni generasi diam. Terlihat diam, anteng tetapi sibuk dengan layar komputernya.
2. Generasi Look at me: budaya narsis, semua orang disuruh lihat dia
3. Generasi posting. Apa saja diposting.
4. Generasi Y. Yang termasuk kategori ini adalah mereka yang lahir pada tahun 1977-1997. Bahayanya adalah gerenasi ini selalu berorientasi pada kemakmuran, dan menjadi individualis (generasi aku). Mereka ini termasuk berpendidikan tinggi dan baik, terbiasa dengan teknologi, sangat percaya diri, dan multi ketrampilan, dengan energi berlebihan.
5. Generasi Z. Kategori generasi ini adalah meraka yang lahir setelah tahun 1998. Mereka termasuk golongan anak teknologi informasi, karena segala hal sangat dekat dengan mereka sejak kecil, pintar, bermental juara, ahli di mobile phone, online di semua gadget, dan budayanya ada di facebook dan twitter.
Di sebuah TK di Surabaya, pelajaran menggambar sudah tidak lagi menggunakan buku gambar dan krayon tetapi sudah menggunakan iPad. Bahkan iPad juga telah bersiap-siap untuk meluncurkan produk terbarunya yakni iPad Baby.
“Kira-kira lima tahun ke depan bagaimana cara berkomunikasi dengan anak-anak ini,ya?” tanya Errol.
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI