Tanggal 27 April 2014 akan menandai sejarah bagi umat beriman dan Gereja Katolik, di mana pada hari itu akan dilangsungkan upacara kanonisasi Karol Wojtyla dan Angelo Roncalli di dalam Basilika Santo Petrus. Suatu hal yang baru juga ditandai dengan kehadiran Paus emeritus Benediktus XVI yang akan mendampingi Paus Fransiskus sebagai Selebran dari upacara kanonisasi tersebut.
Pada hari Minggu itu, kota Roma diperkirakan akan menyambut sekitar 6 juta umat beriman yang akan menyaksikan upacara kanonisasi Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes XXIII, yang akan dipimpin oleh Paus Bergoglio asal Argentina, bersama dengan pendahulunya asal Jerman, Paus Ratzinger.
Beberapa bulan yang lalu, Paus Ratzinger telah memberikan wawancara kepada ahli Vatikan asal
Polandia, dan membicarakan tentang Paus Yohanes Paulus II – yang telah didampingi olehnya bertahun-tahun – dengan kekaguman yang besar: “Yohanes Paulus II tidak meminta tepuk tangan, tidak pula merasa khawatir tentang bagaimana keputusan-keputusannya akan diterima. Di mataku, keberanian akan Kebenaran merupakan kriteria yang menempati urutan pertama tentang kekudusan”.
Dari pukul 21 hari Sabtu malam 26 April akan dilangsungkan acara “malam putih (semacam tuguran) untuk berdoa”: gereja-gereja akan dibuka dan liturgi dipastikan akan dilakukan dalam beberapa bahasa selain bahasa italia. Sementara upacara kanonisasi dan Misa Kudus oleh Paus Fransiskus akan dimulai pada pukul 10 tanggal 27 April. Selain itu, Basilika Santo Petrus akan dibuka bagi seluruh umat beriman yang hendak mengunjungi makam dari Karol Wojtyla (Yohanes Paulus II) dan Angelo Giuseppe Roncalli (Yohanes XXIII) yang dikenal dengan sebutan “Paus yang baik”.
Upacara kanonisasi kedua Paus tersebut juga akan ditayangkan secara langsung dari Vatikan di sekitar 500 bioskop yang tersebar di Eropa, Amerika Utara dan Amerika Selatan, oleh Uci Cinemas bekerjasama dengan Sky Italia, Bskyb dan Sky Deutschland, dengan distribusi oleh Nexo Digital dan dukungan teknis dari Eutelsat.
(Oleh: Shirley Hadisandjaja / dari berbagai sumber)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.