“Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.”(Hos 6, 4)
PAGI tadi saya berangkat ke Purwosari dengan tujuan SMP Bhakti Mulia.Akan ada acara serah terima CSR dari Bank Mandiri untuk rehab ruang kelas yang terbakar. Saat keluar dari keuskupan suasana masih gelap.
Kabut pagi masih menutupi rumah, bangunan, pepohonan dan tanaman padi di daerah Kaliori, Banyumas. Rerumputan di kanan dan kiri jalan masih basah oleh embun pagi. Kabut pagi memang tidak tebal,namun tetap membuat banyak hal tertutup dan tidak nampak dengan jelas.
Perbukitan yang ada di sebelah utara dan selatan Banyumas nampak putih. Pepohonan dan tanaman lain tersembunyi di belakang kabut pagi. Nabi Hosea menggambarkan bahwa kasih setia bangsa terpilih itu seperti kabut pagi dan seperti embun. Kasih setia digambarkan seperti embun pagi, artinya mudah sekali menguap dan hilang, seiring terbitnya sinar matahari. Kasih setia yang hanya nampak sesaat dan cepat hilang.
Demikian halnya dengan kasih setia yang seperti kabut pagi. Ini merupakan kasih setia yang samar-samar dan tidak jelas. Kasih setia yang muncul sesaat dan begitu cepat hilang. Pengalaman bangsa terpilih mungkin juga menjadi pengalaman para murid yang lain dalam hal penghayatan kasih setia. Kasih setia pasti pernah muncul dalam diri para murid.
Namun demikian, kasih setia seringkali juga bisa semakin kabur, hilang dan bahkan tidak tampak. Kasih berubah jadi kebencian. Kesetiaan banyak kali diingkari. Kasih setia semakin lenyap seiring terbitnya suasana hidup yang makin panas oleh persaingan, permusuhan, pertengkaran dan berbagai macam konflik dalam hidup bersama.
Kasih setia itu seperti kabut dan embun pagi. Kasih setia seperti inikah yang ada dalam diriku?
Teman-teman selamat malam dan selamat berakhir pekan. Berkah Dalem.
Kredit foto: Kabut di depan gereja katolik di Sapa, Vietnam Utara (Mathias Hariyadi)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.