Suatu hari seorang murid bertanya kepada gurunya, “Seperti apa Tuhan itu?”Gurunya tersenyum mendengar pertanyaan muridnya. Ia paham betul, murid-murid yang baru selalu bertanya seperti itu. Lantas ia bertanya, “Menurutmu, Tuhan itu seperti apa?”
Murid itu berkata, “Berlama-lama aku mencari. Berbagai buku sudah kubaca. Banyak ceramah keagamaan dan kebaktian kuikuti. Tetapi aku tidak pernah berjumpa dengan Tuhan. Guru mau menunjukkan di mana Tuhan?”
Sambil menatap mata muridnya, guru itu berkata, “Buang semua buku. Berhentilah mencari. Diamlah! Heninglah! Lampauilah pikiran dan kata-kata! Kata-kata memang indah, tetapi Tuhan tidak seperti yang kita katakan. Dalam benak, Tuhan kita gambar begitu jelas. Tetapi Tuhan tidak seperti yang kita bayangkan. Hening. Hening.”
Murid itu pun mulai hening. Ia masuk dalam suasana diam membisu. Ia ingin merasakan Tuhan yang hadir dalam hidupnya. Beberapa saat kemudian, guru itu mendekatkan setangkai bunga mawar ke hidung muridnya. Lalu ia berkata, “Bunga mawar ini indah. Rasakan bau harumnya.”
Murid itu mengikuti semua petunjuk gurunya. Ia dapat merasakan Tuhan hadir dalam hidupnya. Ia merasakan Tuhan begitu dekat dengan dirinya. Tuhan ternyata dapat ia rasakan. Tuhan tidak jauh dari dirinya.
Guru itu berkata lagi, “Kamu ingin tahu tentang Tuhan? Hanya ada satu cara mengenal-Nya, yaitu mengetahui-Nya melalui ketidaktahuan! Kamu harus meninggalkan pikiran dan ingatanmu. Dengan cara itu, kamu akan dapat menjangkauNya dengan hati!”
Banyak orang terlalu sibuk dengan hidupnya. Berbagai kegiatan begitu menyita seluruh waktu hidupnya. Seolah-olah tidak ada lagi ruang untuk merasakan kehadiran Tuhan. Akibatnya, manusia sering kehilangan Tuhan. Tuhan yang begitu dekat menjadi jauh dan bahkan hilang sama sekali.
Situasi seperti ini sering berbahaya bagi hidup manusia. Manusia yang kehilangan Tuhan sering mengalami kegoncangan dalam hidupnya. Mereka tidak merasakan lagi makna tentang hidup ini. Bagi mereka, hidup ini hampa. Tidak bernilai apa-apa. Mereka kehilangan pegangan hidup. Tuhan menjadi jauh. Padahal sebenarnya Tuhan itu begitu dekat. Tuhan itu ada di dalam hati kita masing-masing.
Orang beriman mesti selalu berusaha untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Untuk itu, kita butuh saat hening. Kita butuh saat untuk masuk dalam kesendirian, sehingga kehadiran Tuhan dapat kita rasakan dalam hidup yang nyata. Kita mesti menjauhkan hal-hal yang membuat kita terlalu sibuk. Kita mesti membuka hati kita lebar-lebar bagi kehadiran Tuhan. Dengan demikian, Tuhan dapat kita rasakan dalam hidup kita yang nyata. Tuhan dapat kita bawa dalam situasi hidup kita.
Mari kita berusaha untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Mari kita ciptakan suasana hening bagi kehadiran Tuhan. Tuhan memberkati.
** (Frans de Sales SCJ)
Imam religius anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ); sekarang Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Palembang dan Ketua Signis Indonesia; pengelola majalah “Fiat” dan “Komunio” Keuskupan Agung Palembang.