Namanya Tony Melendez. Ia lahir tanpa tangan. Namun ia tumbuh sebagai seorang yang normal. Suatu hari ia menyadari bakatnya yang luar biasa di bidang musik dan tarik suara. Ia pun mengembangkan bakatnya tersebut. Ia pun menjadi seorang penyanyi yang menghibur dan membangkitkan semangat jutaan orang.
Ia bermain guitar dengan kedua kakinya. Sangat merdu. Ia tidak merasa diri sebagai orang yang mesti direndahkan dan disingkirkan.
Tahun 1987, Tony menjadi seorang ‘misionaris’. Ia mewartakan pengharapan. Ia berkeliling Amerika Serikat untuk menghibur orang-orang di banyak tempat dengan suaranya yang merdu dan permainan guitarnya yang menawan.
Suatu hari, ia ditanya apakah ia mempunyai perasaan negatif, karena tidak punya tangan. Dengan penuh percaya diri dan iman yang kuat, Tony menjawab, “Tidak. Ini suatu anugerah dari Tuhan. Ini karya Tuhan yang normal.”
Waktu Paus Yohanes Paulus II (alm.) mengunjungi Amerika Serikat, Tony mendapat kesempatan untuk mempersembahkan sebuah lagu bagi Paus. Mata Paus berkaca-kaca. Ia sangat terharu. Ia sungguh-sungguh menikmati sajian Tony yang bernyanyi sambil memainkan guitar dengan kakinya itu.
Lantas Paus meninggalkan tempat duduknya. Ia mendekati Tony, memeluk dan menciumnya. Dengan penuh haru, Paus berkata, “Tony, Anda seorang pemuda pemberani. Anda memberikan harapan kepada kami semua. Saya berharap Anda terus memberi harapan ini kepada semua orang.”
Tony telah memberikan harapan kepada semua orang yang ia jumpai. Ia ingin agar sesama yang menderita dapat mengalami sukacita dalam hidupnya. Ia menyadari panggilannya sebagai orang beriman. Imannya telah mendorong dia untuk mewartakan pengharapan kepada semua orang yang ia jumpai.
Banyak orang kurang memiliki harapan hidup di dunia ini. Apalagi di saat-saat susah dan derita menimpa diri mereka. Ada perasaan putus asa menghadapi situasi seperti itu. Mengapa hal ini mesti terjadi? Hal ini terjadi karena orang kurang memiliki iman yang kokoh dan kuat kepada Tuhan. Iman mereka mudah saja dilindas oleh perkembangan zaman. Iman mereka kurang berakar dalam hidup sehari-hari.
Kisah Tony Melendez memberikan suatu kekuatan bagi kita semua. Hidup ini tidak berakhir dengan kesusahan. Hidup ini menjadi semakin indah, karena kita memiliki harapan akan hidup yang lebih baik. Harapan orang beriman itu terletak pada Tuhan. Harapan orang beriman itu bermuara pada Tuhan sendiri.
Karena itu, orang beriman mesti selalu berusaha terus-menerus untuk menghadapi susah dan derita hidupnya. Yakinlah, Tuhan tidak akan meninggalkan ciptaanNya berjuang sendirian di dunia ini. Tuhan akan selalu menyertai kita semua. Di ujung susah dan derita itu ada Tuhan yang selalu menjaga dan melindungi kita.
Mari kita memberikan hidup kita kepada Tuhan. Kita serahkan hidup kita kepada-Nya, karena Dia begitu baik. Dia tidak akan menyakiti hati kita. Justru Tuhan ingin agar kita memiliki kehidupan yang abadi. Tuhan ingin agar kita bahagia.
Keterangan foto: Tony Melendez, ilustrasi dari youtube.com
Imam religius anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ); sekarang Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Palembang dan Ketua Signis Indonesia; pengelola majalah “Fiat” dan “Komunio” Keuskupan Agung Palembang.