By Romo Kamilus Pantus Pr on February 23, 2014
HARI Sabtu tanggal 22 Februari 2014 menjadi hari paling membahagiakan bagi seluruh umat katolik di Indonesia, namun secara khusus tentu saja bagi Umat Katolik Keuskupan (Diosis) Bogor. Bersamaan dengan Gereja Katolik Semesta yang merayakan Pesta Tahta Santo Petrus –sesuai dengan irama kalender liturgi– maka Diosis Bogor merayakan peristiwa tahbisan episkopal (uskup) untuk gembala barunya: Uskup Bogor Mgr. Paskhalis Bruno Syukur OFM.
Mgr. Paskhalis Bruno Syukur OFM akan menggantikan Uskup Bogor emeritus yang segera akan memasuki hari-hari purna karyanya yakni Mgr. Dr. Michael Cosmas Angkur OFM.
Kedua bapak uskup ini sama-sama imam anggota Ordo Saudara Hina Dina (Ordo Fratrum Minorum/OFM) yang didirikan oleh Santo Fransiskus Assisi.
Tahbisan meriah
Dihadiri tak kurang dari 10.000-an umat katolik dari seluruh penjuru –khususnya Keuskupan Bogor, Keuskupan Bandung, dan Keuskupan Agung Jakarta serta kerabat dan relasi dekat Uskup Bogor yang baru—acara tahbisan episkopal untuk Mgr. Paskhalis Bruno Syukur digelar di Sentul International Convention Center (SICC). Hujan deras yang membasahi kawasan Jakarta dan Bogor sekitarnya tak membuat ribuan umat katolik lesu semangat untuk merayakan pesta iman dan peristiwa bersejarah untuk Keuskupan Bogor ini.
Bertindak sebagai Uskup penahbis adalah Uskup Emeritus Bogor Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM. Ikut mendampingi beliau adalah Ketua Presidium KWI sekaligus Uskup Agung Jakarta dan Administrator Keuskupan Bandung Mgr. Ignatius Suharyo Pr dan Uskup Ruteng (Flores, NTT) Mgr. Hubertus Leteng Pr.
Mgr. Paskhalis Bruno Syukur OFM adalah putra asli daerah Manggarai, Flores dan secara administratif gerejani masuk dalam jurisdiksi Keuskupan Ruteng.
Magnificat anima mea Donimum
Mengambil teks indah dari Injil Lukas 1:46, Uskup Bogor yang baru Mgr. Paskhalis Bruno Syukur OFM mengutip kalimat indah ini: Magnificat anima mea Dominum yang artinya “Jiwaku Memuliakan Tuhan”.
Mengapa Uskup Bogor yang baru Mgr. Paskhalis OFM mengambil teks yang indah tersebut? Kiranya, beliau menyadari sepenuhnya bahwa panggilan tugas pelayanan menjadi seorang gembala di sebuah diosis tertentu –dengan menjabat sebagai uskup—merupakan sebuah undangan rohani. Intinya, dia diundang oleh Gereja untuk secara lebih luas dan ekstensif melayani persekutuan orang-orang beriman (yakni Gereja) secara lebih meluas daripada hanya sekedar melayani ‘sebagian’ orang beriman dalam sebuah kelompok ordo religius tertentu yakni OFM.
Sebelum ditetapkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus menjadi Uskup Bogor pada tanggal 21 November 2013, Mgr. Paskhalis Bruno Syukur OFM lebih banyak berkarya secara internal di lingkungan Ordo Fratrum Minorum (OFM). Beliau pernah menjadi pemimpin OFM untuk Provinsi Indonesia kurun waktu 2001-2009 dan kemudian menjadi definitore generale untuk OFM wilayah Asia, Oceania dan Pasifik berkedudukan di Generalat Roma.
Jauh sebelum menjabat pimpinan teras di OFM baik di Provinsi Indonesia maupun di Generalat OFM di Roma, Mgr. Paskhalis Bruno Syukur OFM juga lebih banyak berkarya di bidang formatio para frater muda OFM. Pertama-tama sebagai magister novis frater-frater muda OFM di Novisiat OFM dan kemudian pastor pendamping frater-frater OFM yang tengah studi filsafat-teologi di STF Driyarkara Jakarta.
Beliau sendiri secara khusus belajar spiritualitas di Roma.
Maka dengan mengambil moto pelayanan bertajuk Magnificat Anima Mea Dominum, Bapak Uskup Diosis Bogor yang baru Mgr. Paskhalis Bruno Syukur ingin mengedepankan pola/corak kegembalaan pastoral yang memprioritaskan semangat pelayanan, sikap diri murah hati, penuh belas kasih, membina persaudaraan sejati, rendah hati. Tentu saja, tak boleh lupa juga semangat menghadirkan perjumpaan sejati antarmanusia serta penghargaan tinggi terhadap martabat manusia dan alam ciptaan Tuhan.
Omnes vos fratres estis yang berarti “Kamu semua adalah saudara” sesuai isi perikop Injil Matius 23:8). Sapaan Yesus ini menjadi inspirasi bagi Mgr. Paskhalis OFM untuk menyapa dan menjadikan sesama sebagai saudara-saudarinya.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.