“Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu.” (Kis 3, 17)
KEMARIN siang saya badminton bersama dengan beberapa romo. Pada saat istirahat, seorang teman bercerita bahwa teman serumahnya sedang radang tenggorokan. “Sudah dikasih obat apa?”, tanyaku.
Seorang teman, juga seorang romo, sudah ngasih obat. Tapi sekarang malah tambah lemes badannya. Setelah dicek, obat tersebut ternyata sudah lama ‘expired.’
Seorang teman berusaha menolong rekannya yang sakit dengan memberikan obat. Tentu bukan kesengajaan bahwa teman tersebut memberikan obat yang sudah lama ‘expired.’ Teman yang sakit pun dengan segera meminum obat tersebut tanpa bertanya atau mengecek obat tersebut. Dia percaya sepenuhnya dengan rekan yang berusaha menolongnya.
Memang sering terjadi bahwa seseorang melakukan sesuatu tanpa tahu dengan pasti apa yang telah dilakukannya. Banyak orang melakukan sesuatu dengan atau karena ketidaktahuan. Ada orang yang dengan cepat membubuhkan tanda tangan pada sebuah dokumen, tanpa membacanya terlebih dahulu isi dokumen tersebut.
Ada orang yang dengan mantap masuk tempat resepsi manten dan menikmati hidangan. Orang tersebut baru sadar setelah melihat pasangan mempelainya yang tidak dikenalnya. Ternyata orang tersebut salah masuk tempat resepsi. Ada juga umat beriman yang datang tergopoh-gopoh masuk ke dalam gereja dan ikut ibadat yang sudah dimulai.
Umat tersebut mengikuti anggota lain yang dengan khusuk beribadat sampai ibadat selesai. Umat tersebut heran, kenapa tidak ada kesempatan untuk menerima komuni kudus. Dia baru sadar bahwa dirinya telah salah masuk gereja.
Banyak orang melakukan sesuatu karena ketidaktahuan, seperti halnya banyak orang yang telah menyalibkan Yesus di kayu salib. Mereka tidak tahu bahwa yang disalib itu ternyata Pribadi Yang Kudus dan Benar, Pribadi yang menuntun orang pada kehidupan. Dalam hal apa saya pernah mengalami hal ini: melakukan sesuatu tanpa saya tahu dengan pasti apa yang telah saya lakukan?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.