“Sesudah itu ia berkata kepada sidang, ‘Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini!” (Kis 5, 35)
SEORANG siswa tiba-tiba berdiri dan melemparkan kursi kepada gurunya, ketika siswa tersebut diejek logat bicaranya.
Hal serupa juga terjadi dalam sebuah konggres parta politik. Konggres diawali dengan pembahasan agenda. Banyak peserta ingin omong dan berpendapat. Interupsi terjadi berkali-kali. Akhirnya terjadi kericuhan. Peserta emosi dan melemparkan kursi, sehingga beberapa peserta terluka.
Di lembaga lain, juga terdapat rapat dengar pendapat tentang suatu tema. Pembahasan tidak lancar dan akomodatif. Peserta sidang banyak yang emosi juga, sehingga mereka saling adu jotos. Saling lempar kursi dan adu jotos merupakan tindakan yang spontan muncul dari orang-orang yang sedang emosi.
Mereka tidak mampu mengendalikan emosinya, sehingga meluap dalam berbagai bentuk tindakan kekerasan, yang bisa menimbulkan kurban atau kerugian orang lain. Tindakan emosional dan spontan tidak memberikan kesempatan bagi seseorang untuk berpikir secara jernih dan membuat pertimbangan matang hal-hal yang akan dilakukan, khususnya akibat yang akan timbul, kurban yang akan jatuh, kerugian yang bakal terjadi serta berbagai macam dampak lainnya.
Pengalaman seperti ini tentu tidak hanya terjadi di dalam kelas, di tempat konggres atau dalam sebuah sidang. Tindakan seperti ini juga bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan dialami oleh siapa saja, khususnya mereka yang tidak bisa mengendalikan emosinya dan tidak bisa berpikir jernih.
Dalam situasi seperti ini, kata-kata Gamaliel sungguh menggema, “Pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini!” Jangan nekat, jangan grusah-grusuh, jangan emosional, jangan ngawur.
Sejauh mana saya mempertimbangkan baik-baik berkaitan dengan hal-hal yang kuperbuat bagi orang lain?
Teman-teman selamat pagi dan selamat menikamti libur akhir pekan. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.