SAAT seseorang menegur kita atas kesalahan yang kita perbuat, kita cenderung merasa malu, tersinggung, marah, sakit hati dan bahkan menaruh dendam. Kita merasa bahwa diri kita yang paling benar sehingga orang lain tidak berhak menegur kita.
Bila kita terus menerus menutup telinga terhadap setiap teguran dan menolak untuk melangkah di jalan yang benar, kita akan semakin terjerumus ke dalam lumpur dosa. Hal ini dialami oleh Herodes, hati nuraninya tertutup oleh gengsi, sehingga pada akhirnya ia tega membunuh Yohanes Pembaptis demi membungkam kebenaran.
Allah kerap menegur kita baik melalui orang di sekitar kita atau melalui peristiwa yang kita alami. Jangan keraskan hati, gunakan kesempatan ini untuk introspeksi diri. Seharusnya kita bersyukur, karena Allah peduli dan Ia tetap mengasihi kita walaupun kita berdosa.
Mari buka hati, ubah sikap kita dan dengan rendah hati dengarkan suaraNya yang menyerukan pertobatan.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.