PADA tanggal 26 dan 27 Februari 2015 pukul 19.00 ada yang istimewa disajikan di dalam Gereja Paroki Kristus Raja Pejompongan, Jakarta Pusat. Selama dua malam berturut-turut diselenggarakan pertunjukkan The Way of the Cross alias jalan salib yang diperagakan secara pantomim mandiri dan tunggal oleh Milan Sladek, seniman pantomim dari Slovakia.
Kesempatan langka ini benar-benar merupakan berkah bagi Paroki Pejompongan dan penonton yang berkesempatan hadir. Termasuk Duta Besar Slovakia, Nuntius Vatikan Mgr. Antonio Guido Filipazzi, seniman Teguh Osterik, aktor pantomime Didi Petet, aktris-dosen Niniek L. Karim, tokoh teater dramawan Adi Kurdi, dan masih banyak lagi lainnya.
Pertunjukan dua hari ini gratis, namun para penonton harus mendaftarkan diri terlebih dahulu agar bisa diatur komposisi kapasitas kursi di dalam gereja. (Baca juga: Pantomim Jalan Salib Bersama Milan Sladek di Paroki Pejompongan, 26-27 Feb 2015)
Seniman dunia dari Slovakia
Milan Sladek, kelahiran Slovakia tahun 1938, adalah sosok artis pantomim kelas dunia yang telah berkarya lebih dari setengah abad di jagad seni peran pantomim.
Awalnya Sladek belajar seni pahat kayu di Sekolah Seni Menengah Bratislava, Slovakia. Tetapi seni pantomin menarik perhatiannya ketika ia bergabung dalam teater mahasiswa di Universitas Comenius. Sladek menamatkan pendidikannya di Fakultas Teater Akademi Seni Peran di Bratislava dan di Studio D34 pada tahun 1960. Sejak 1959 ia telah memiliki kelompok pantomim sendiri dan mulai berkarier secara profesional sampai melanglang buana ke 50 negara.
Pada tahun 1968, Milan Sladek terpaksa pindah ke Swedia karena akibat perang Theater-Studio yang dipimpinnya harus ditutup. Setelah dua tahun menetap di Swedia akhirnya dia pindah ke Cologne, Jerman. Selama 1987 sampai 1992 Milan Sladek juga menjadi dosen Mime Arts (Seni pantomim) di Folkwang-Hochschule, Essen, Jerman. Kemudian pada 1992 sampai 2002 ia kembali ke tanah kelahirannya sebagai direktur Theater Arena, International Institute of Mime Art di Bratislava, lalu akhirnya balik lagi menetap Cologne sampai sekarang.
Putaran ajaib
Milan Sladek secara piawai memperagakan keseluruhan kisah Jalan Salib seorang diri selama 1,5 jam. Dengan kostum sederhana, setelan kaus hitam-hitam dan jubah putih, dia berpindah-pindah peran dengan begitu lihai dan cepat. Begitu dia memutar diri seketika kita mendapatkan sosok lain, seakan-akan ada belasan pemain di panggung dadakan tersebut.
Kemampuan menakjubkan yang dibarengi dengan stamina luar biasa untuk usianya yang sudah 77 tahun ini benar-benar membuat penonton terpesona sekaligus menghayati kembali kisah sengsara Yesus Kristus. Maka begitu pertunjukan berakhir, spontan semua penonton berdiri memberikan standing ovation kepada Milan Sladek. Bravo!
Kredit foto: Dok. Ris van Modem/Paroki Kristus Raja Pejompongan, Jakarta Pusat.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.