YA ALLAH, dengan darah Putera tunggal-Mu sendiri Engkau telah menguduskan salib sebagai lambang kemenangan. Sudilah kiranya memberikan sekalian orang yang memuji dan meluhurkan salib itu, boleh menikmati rahmat pwrlindunganMu di mana saja, hari ini dan selalu sepanjang masa. Karena Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami. Amin
Lantang dan bertenaga doa penutup jalan salib ini dilantunkan para seminaris Seminari Menengah Sinar Buana, Weetebula, Sumba. NTT, Jumat (23/3/2017) di akhir pemberhentian.
Di tengah pelatihan menulis, 30-an anak muda belasan tahun ini tetap menjalankan rutinitas harian utamanya misa kudus di pagi hari selain ibadat jalan salib yang berlangsung sore tadi.
Usai jalan salib dan makan malam, kegiatan latihan menulis berlanjut hingga tengah malam. Sekitar pukul 12.00 Wita, beberapa anak masih berkutat dengan tugasnya di depan komputer.
Baru setelah salah satu Romo Pamong menyuruh berhenti, mereka segera beranjak ke kamar masing-masing setelah sebelumnya membereskan kursi dan sampah yang berserak di ruang Aula Wisma Unio Keuskupan Weetebula tempat anak-anak ini berkumpul.
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI