Beranda KWI KOMSOS KWI Isi Diskusi Hangat Komsos KWI dan Mgr. Anicetus, Uskup Medan

Isi Diskusi Hangat Komsos KWI dan Mgr. Anicetus, Uskup Medan

0
Isi Diskusi Hangat Komsos KWI dan Mgr. Anicetus, Uskup Medan

SORE itu, kantor Keuskupan Agung Medan terasa tenang dan sejuk. Cuaca senja memunculkan atmosfer yang pas untuk diskusi Uskup Keuskupan Agung Medan, Mgr. Dr. Anicetus B. Sinaga, OFM Cap. bersama dengan Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI, RD Kamilus Pantus dan tim.

Di meja panjang ruang rapat lantai 2, sebuah obrolan hangat penuh tawa mengenai pelatihan Public Speaking dan Menulis Era Internet terjadi. Pelatihan tersebut diadakan oleh STP St. Bonaventura, Delitua, untuk meningkatkan kemampuan calon-calon katekis, dari Selasa, 2 Februari hingga Kamis, 4 Februari 2016. Mewakili STP St. Bonaventura, Bapa Uskup berterima kasih atas kesediaan Komsos KWI melayani bersama untuk kemajuan calon katekis di Medan.

 

Frater Tugas Ginting, OFM.Konv., Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM Cap., dan RD Kamilus Pantus tengah berdiskusi hangat
Frater Tugas Ginting, OFM.Konv., Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM Cap., dan RD Kamilus Pantus tengah berdiskusi hangat

 

Mgr. Anicetus yakin bahwa hidup setiap dari kita, termasuk calon guru agama dari STP St. Bonaventura harus bermanfaat dan bersukacita. Seperti salah satu pengalaman pribadi Bapa Uskup, “Saya dulu takut untuk naik kapal menuju Sibolga. Di tengah tidur saya setelah perjalanan, Yesus datang dan mengatakan kepada saya untuk jangan takut. Setelah saya bangun, saya tidak takut lagi. Saya selalu menikmati setiap perjalanan laut,” ujar Mgr. Anicetus.

Setelah menyambut tim dari Komsos KWI, Bapa Uskup melanjutkan sharingnya; mengklaim bahwa Sumatera Utara adalah daerah nusantara yang toleransi antar umat beragamanya paling tinggi.

“Ketika saya melayani di Sibolga, ada satu desa di mana tinggal 3 kaum agama: Protestan, Muslim, dan Katolik. Masing-masing dari mereka mengatakan, “Harus ada tempat ibadah untuk saudara kita yang lain. Yang protestan mengatakan harus membangun masjid, yang muslim mengatakan harus membangun gereja.”” ungkap Mgr. Anicetus.

Panitia pembangunan tempat ibadah itu pun dipimpin oleh kaum antaragama. Semua berjalan harmonis dan tidak ada masalah.

Seperti itulah harusnya seluruh daerah Indonesia. Menjalankan kewajiban beragama dengan mendukung saudara-saudara agama lain. Bhinneka Tunggal Ika. 100% Indonesia 100% Katolik.

Diskusi yang berlangsung kurang lebih 1 jam itu ditutup dengan doa dan berkat dari Mgr. Anicetus, supaya tim Komsos KWI boleh melayani dengan maksimal dan para mahasiswa/i dapat belajar banyak hal.