DI ERA MEDIA SOSIAL ini, Hoax dan fake news bisa digunakan untuk menjatuhkan orang benar dan mengangkat orang yang salah. Maka dalam kisah ini Hoax menjadi simbol kepalsuan yang melawan kebenaran itu sendiri. Tema Hari Komunikasi Sosial tahun 2018 ini lebih banyak berbicara tentang “Kebenaran akan memerdekakanmu”, maka kiranya kebenaran dan kejujuranlah yang akan membebaskan orang-orang yang dipersalahkan kerena mencoba menghidupi kebenaran itu sendiri. Kisah Kemartiran Politik dan Kisah Hoax yang melukai kebenaran ini akan menjadi tema utama dalam film Hari Komunikasi Sosial di Indonesia kali ini.
Sinopsis
Seorang Bupati didampingi asistennya dan sipir penjara berjalan di sebuah lorong penjara dan berhenti di depan sebuah kamar penjara. Bupati itu menyerahkan tanda jabatannya sebagai bupati dan berpesan kepada asistennya untuk tetap selalu setia menjaga harta rakyat. Ia masuk ruangan penjara. Ketika asistennya pergi seorang sipir mendekati pejabat itu dan menawarkan ruang yang lebih mewah dari ruangan itu, tetapi ia menolak tawaran sipir penjara itu.
Sementara itu di tempat lain ada 5 orang laki-laki berpesta pora atas kejatuhan si Bupati. Mereka adalah penyebar berita hoax yang membawa si Bupati ke dalam terali besi. Mereka berpesta minum anggur dan membagi-bagikan uang.
Di kantor kabupaten, asisten Bupati berkata kepada anak buahnya bawa mereka harus setia dengan misi Pak Bupati yang sudah masuk penjara itu yaitu Memberantas Korupsi sampai ke akar-akarnya. Siapapun pemimpin kita, kita harus menjaga harta rakyat. Pada waktu yang bersamaan Bupati yang baru datang bersama seorang kaya. Bupati yang baru memanggil asisten bupati itu dan menyerahkan berkas-berkas dari orang kaya itu dan meminta asisten bupati itu untuk mengurusnya sampai tuntas. Asisten Bupati dan Orang kaya itu saling memandang tidak suka, karena ini bukan pertama kali mereka berjumpa. Asisten Bupati membuka berkas-berkas yang ia terima. Dan di dalam berkas-berkas itu ada segepok uang untuk memperlancar urusan berkas-berkas itu. Asisten Bupati segera menghadap Bupati di ruangannya dan mengembalikan berkas-berkas itu.
Di rumah asisten Bupati yang sederhana, asisten Bupati itu terkejut, melihat mobil orang kaya itu berhenti di depan rumahnya. Wajahnya berubah menjadi tidak suka ketika melihat wajah orang kaya itu berdiri di depan rumahnya. Orang kaya itu membawa segepok uang tetapi memohon supaya segala urusannya segera beres. Tetapi asisten itu dengan tegas menolaknya.
Pagi harinya, asisten Bupati dipanggil oleh Pak Bupati yang baru, dan dia diberi penugasan yang baru sebagai kepala bagian Pengarsipan. Asisten Bupati menerima keputusan itu dengan tersenyum. Ia keluar ruangan Bupati, dan Bupati menelepon orang kaya itu dan mengatakan semuanya sudah beres. Tetapi setelah selesai menelpon, Pak Bupati terkejut karena semua anak buah asisten Bupati masuk ke ruangannya. Mereka tidak mau dipimpin oleh pemimpin yang korup. Mereka mengancam akan memblow-up berita ini dan menuntut Bupati yang lama dibebaskan dari penjara.
Di dalam penjara, Bupati lama asyik menulis. Dan yang ia tulis adalah sabda Tuhan,”Kebenaran Akan memerdekakanmu”. Asisten Bupati dan anak buahnya membuat Pers Release dan menuntut Bupati Lama dibebaskan. Dan akhirnya Bupati lama pun dibebaskan. Mereka menyambut gembira kebebasan Bupati lama. Bupati lama tidak mau lagi menjadi Pejabat tetapi dia tetap berpesan kepada anak buahnya agar tetap setia menjaga uang rakyat.
Harapan Sri Paus Fransiskus
Dalam pesan untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-52, tahun 2018, Paus Fransiskus menyadari kehadiran hoax dan fake news telah menjadi ancaman sekaligus musuh bersama bagi orang-orang yang mencintai kebenaran. Ada rentetan kisah piluh jatuhnya kebenaran yang disebabkan ulah berita bohong dan berita palsu.
Membiarkan masalah ini berlalu tanpa ada perlawanan dari manusia berkehendak baik, tentulah bukan sikap yang terpuji. Butuh gerakan bersama, terutama dari mereka yang bersentuhan dengan karya sebagai jurnalis. Para Jurnalis di media konvensional maupun daring terpanggil untuk menggalakkan jurnalisme damai. Junalisme yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan dan kebaikan bersama.
Panggilan yang sama juga bagi manusia yang berkehendak baik untuk mengembangkan literasi media, membiasakan diri berselancar di media sosial dengan mengutamakan kebenaran. Kebenaran yang tidak direkasa oleh kepentingan tertentu. Literasi media yang dimulai dari komunitas terkecil seperti keluarga, sekolah, lingkungan paroki dan lembaga pelayanan Gereja lainnya.
Pesan mulia dari Bapa Suci ini sangat sesuai dengan konteks dunia terutama Indonesia yang sedang menghadapi ancaman penyebaran hoax dan fake news di media. Kekuatan hoax dan fake news bisa menjerumuskan orang baik ke penjara dan melindungan para koruptor dari jeratan hukum. Perselingkuhan yang tidak sehat antara hoax, fake news dan koruptor menjadi ancaman bagi tegaknya nilai kebenaran di negeri ini.
Film pendek “Kebenaran akan Memerdekakan Kamu” yang terinspirasi dari Yohanes 8:32, menjadi bahan permenungan bagi kita untuk makin waspada terhadap serangan hoax dan fake news serta korupsi. Paus Fransiskus memilih pesan Tuhan dalam Injil Yohanes ini sebagai ajakan bagi kita bahwa Tuhan sumber kebenaran sejati dan Kebenaran itu sendiri akan tetap menajdi pemenanganya. Dialah yang akan memerdekakan manusia dari hasutan penyalahgunaan media.
Silahkan nonton film ini dengan klik pada link berikut: https://youtu.be/-N7Z4yzjbHw
Jangan lupa subsribe youtube Komisi Komsos KWI ya,
Salam hangat,
Rm. Kamilus Pantus
Sekretaris Komisi Komsos KWI
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019