Beranda KOMISI-KOMISI KEPEMUDAAN Indonesia Jadi Tuan Rumah Asian Youth Day Ke-7

Indonesia Jadi Tuan Rumah Asian Youth Day Ke-7

MIRIFICA.NEWS, Jakarta–Kabar gembira kembali menaungi Gereja Katolik Indonesia.  Belum lama merayakan sukacita Hari Orang Muda Se-Indonesia di Manado, Indonesia pada Oktober 2016 lalu, kini Indonesia kembali merayakan Asian Youth Day (AYD) 2017. Sebelunya, AYD yang merupakan ajang pertemuan Orang Muda Katolik se-Asia itu diselenggarakan di Daejon, Korea Selatan pada tahun 2014.

Berbicara pada acara konferensi pers di Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo mengatakan perayaan AYD tidak bisa dipisahkan dari pemrakarsa sebelumnya, yakni PausYohanes Paulus II (Alm).

Seperti diketahui, Paus Yohanes Paulus II merupakan penggagas World Youth Day, di mana untuk pertamakalinya pada tahun 1994 WYD diselenggarakan. Dan pada tahun 2016 ini, WYD ke-11 diselenggarakan di Polandia.

Kepada rekan-rekan media yang hadir, Mgr. Suharyo menuturkan bahwa peserta AYD pada umumnya merupakan orang-orang muda Katolik.

“Orang-orang Muda Katolik, mereka ini datang untuk merayakan kegembiraan Injil. Injil itu bukan beban, warta gembira itu bukan beban, Kristus itu bukan beban”, ujar Mgr. Suharyo.

Mgr. Suharyo pun berharap sesudah mengalami keselematan, orang-orang muda Katolik terpanggil untuk mewujudkan keselamatan itu secara konkrit, mempengaruhi hidup lalu mendorong mereka melakukan transformas isosial. “Bahasa Katoliknya, mereka diharapkan mampu menghadirkan Kerajaan Allah di dunia”.

Kegiatan yang merupakan ajang bertemunya Orang Muda Katolik se-Asia ini akan diikuti sekitar 3.000 orang muda Katolik dari 29 negara Asia. Tema yang disampaikan pada AYD 2017 adalah “Joyful Asian Youth: Living the Gospel in Multicultural Asia!”.

Terkait tema AYD tersebut, Mgr. Pius Riana Prapdi, Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja lndonesia mengatakan, tema AYD 2017 apabila diterjemahkan bisa berarti ‘Suka Cita lnjil di Tengah Masyarakat Asia Yang Majemuk’. Dengan tema ini, AYD hendak menekankan pentingnya merayakan perbedaan dalam masyarakat multikultural.

Penekanan pentingnya merayakan perbedaan dalam masyarakat multikultur itu sudah sesuai dengan visi dan misi Komisi Kepemudaan. Karenanya, Komisi Kepemudaan KWl ingin mengajak Orang Muda Katolik di Asia untukmengembangkan diri, menumbuhkan solidaritas, kepekaan sosial terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa di Asia, seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup, pelanggaran HAM, narkoba, intoleransi, ketidakadilan. ”

“Dewasa ini perbedaan merupakan aset yang seharusnya dapat kita manfaatkan. Kemajemukan bangsa Asia, justru menjadi modal utama Orang Muda Katolik untuk menghadapi tantangan tantangan tersebut. Lewat perjumpaan diantara orang muda Katolik, dari berbagai negara, diharapkan mereka dapat berbagi pengalaman, refleksi iman maupun wawasan, sehingga memperkokoh komitmen keyakinan demi masa depan mereka yang lebih baik”, ujar Mgr. Prabdi.