MIRIFICA.NET – Kehadiran para tenaga kesehatan terutama di saat pandemi ini tak hanya menjadi tanda kehadiran Gereja. Lebih dari itu, tanda kehadiran Tuhan Yesus sendiri. Melalui pelayanan yang dilakukan para tenaga kesehatan dan relawan, banyak orang mengalami kebaikan dan kasih Tuhan.
Demikian disampaikan Kardinal Suharyo dalam Perayaan Ekaristi Jumat Pertama untuk Tenaga Kesehatan (nakes) dan Relawan Kesehatan DKI Jakarta, bekerjasama dengan Komisi Kesehatan KAJ, Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan KAJ (HAAK-KAJ) serta Paroki Kelapa Gading yang disiarkan secara langsung dari Gereja St. Andreas Kim Tae Gon pukul 12.00 WIB, Jumat (3/9/2021).
“Mewakili Keuskupan Agung Jakarta, dengan tulus saya ingin mengucapkan terima kasih atas pelayanan para ibu dan bapak, saudara saudari sekalian, Tenaga Kesehatan dan Relawan kesehatan khususnya di masa yang tidak mudah, ketika kita sedang dilanda oleh wabah Covid-19 ini,”ujar Kardinal yang didampingi Ketua Komisi Panggilan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) RD. Radityo Wisnu, Romo Suyadi dan Romo Petric dari Komisi HAAK-KAJ, dan RD Aloysius Hadi Nugroho dari Paroki Kelapa Gading.
Menurut Kardinal, jika para nakes dan relawan mempersembahkan pelayanan dalam perayaan ekaristi ini artinya para nakes dan relawan sedang mengungkapkan keyakinan iman bahwa yang dilakukan, melalui pelayanan kesehatan merupakan wujud nyata dan bagian karya agung Tuhan.
“Keyakinan iman seperti ini akan menjadi kekuatan yang sangat besar untuk terus bertekun dan berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik kepada sesama yang membutuhkan. Kita juga ingin mempersembahakan segala waktu, pengalaman, perasaan, kegembiraan, suka duka di dalam pelayann kesehatan di masa yang sulit ini. Kita akan mempersembahkan semua itu dalam perayaan ekaristi,”ujar Kardinal.
Totalitas
Para nakes dan relawan, kata Kardinal harus memiliki semangat totalitas dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam situasi Pandemi Covid-19. “Totalitas jiwa, raga dan rohani. Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik, tubuh kita harus kuat. Untuk memberikan pelayanan secara total, jiwa kita mesti teguh. Karena itu tubuh kita perlu latihan, istirahat. Dan jiwa kita membutuhkan motivasi. Lalu roh kita membutuhkan inspirasi,”ujar Kardinal di hadapan kurang lebih 700-an nakes dan relawan.
Maka, lewat bacaan-bacaan Kitab Suci, inspirasi itu bisa didapatkan, kata Kardinal. Inspirasi dari bacaan Kitab Suci menyebutkan bahwa hidup itu panggilan, hidup apa pun. Jawaban panggilan menurut ajaran gereja yaitu panggilan untuk bertumbuh menuju kepenuhan hidup kristiani, kata Kardinal.
Kardinal melanjutkan, bertumbuh itu menuju kesempurnaan kasih dan kesucian. Tiga kata yang berbeda itu memiliki arti yang sama. Dalam hal ini, kata Kardinal, semua orang diundang, dipanggil dan dianugerahi rahmat Tuhan untuk menjadi Kristus-Kristus kecil pada zaman ini, setiap zaman dan dalam keadaan apa pun.
“Karena seluruh kepenuhan Allah, berkenan diam dalam Kristus. Jika kita dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup Kristiani, Kristus itu adalah pribadi dimana kepenuhan Allah berdiam. Sehingga apapun yang kita lakukan, sekecil apa pun, sebesar apapun, itu semua adalah cermin kebaikan Tuhan. Kepenuhan Allah yang diam di dalam Kristus,”ujar Kardinal.
Karena itu, kata Kardinal, apa pun yang kita lakukan, khususnya pelayanan kesehatan di masa sulit ini merupakan langkah-langkah kecil yang bisa kita persembahkan kepada Tuhan sebagai jawaban para tenaga kesehatan terhadap panggilan Tuhan. Pelayanan kesehatan ini, kata Kardinal, juga menjadi sarana untuk bertumbuh menuju kepenuhan hidup kristiani. Bertumbuh menjadi semakin serupa dengan Kristus. “Inspirasi iman seperti ini dapat menjadi kekuatan bagi seluruh tenaga kesehatan dan sukarelawan kesehatan untuk terus berusaha dan bertekun di dalam pelayanan kesehatan,”ujar Kardinal.
Di akhir homilinya, Kardinal Suharyo mengajak seluruh tenaga kesehatan untuk saling mendoakan, agar keyakinan ini menjadi semakin meresap dan memampukan seluruh tenaga kesehatan memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya. “Karena melalui pelayanan kita, wajah Allah yang berbelas kasih, yang menyelenggarakan hidup menjadi nyata di tengah-tengah kehidupan bersama,”ujar Kardinal menegaskan.
Kontributor : Skolastika Ariani
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.