MIRIFICA.NET – Rabu, 28 Juli 2021, Mgr. Antonius Bunjamin Subianto, OSC Uskup Bandung, sekaligus Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia, memimpin ibadat Vesper Mulia dalam rangkaian upacara tahbisan Uskup Sibolga. Dalam kesempatan ibadat yang dimulai pukul 18.00 ini, seluruh perlengkapan Rohani Mgr. Fransiskus Sinaga diberkati dan uskup terpilih mengucapkan sumpah kesetiaan dan kepercayaan kepada Bapa suci di Roma.
Mempertimbangkan Situasi Pandemi, Upacara yang biasanya berlangsung sangat meriah dan dihadiri para uskup dari seluruh Indonesia (30-an Uskup) serta banyak umat beriman, kali ini berlangsung sangat sederhana, dihadiri 4 Uskup serta 50- orang (petugas, para imam, religious dan perwakilan umat).
Umat Katolik Indonesia, teristimewa umat Keuskupan Sibolga mengikuti ibadah ini secara online dalam siaran langsung oleh Komsos Keuskupan Sibolga yang juga direlay oleh akun-akun Komsos KWI dan beberapa akun Komsos Keuskupan, paroki dan Lembaga yang lain.
Berikut ini mari kita membaca dan merenungkan Homili Mgr. Antonius Bunjamin Subianto, OSC dalam kesempatan ibadah Salve mulia ini:
Bapa Kardinal, Para bapa uskup, para pastor, suster, frater, bruder, Administrator Diosesan Pastor Sembiring dan Bapa Uskup terpilih Mgr. Frans Sinaga.
Kita bersyukur kepada Allah karena hari ini akhirnya setelah di undur-undur jadi juga acara ini. Bahkan Nuncio mengatakan kepada saya untuk disampaikan bahwa tidak boleh melebihi dari tanggal 29, harus ada walaupun sedikit orang kalau perlu hanya 3 Uskup saja tanpa yang hadir. Dan syukur kepada Allah hari ini kita ada 50-an orang.
Saudara-saudari yang terkasih, sejak kecil kita diajari untuk saling menghormati satu sama lain, pertama-tama dasar penghormatan kita pada sesama sebetulnya adalah kesamaan martabat yang tidak tergantung pada status hidupnya: ekonomi, sosial, budaya, religious. Kita semua dikasihi dan diciptakan oleh Allah menurut citraNya. Kita lebih hormat lagi pada sesama yang dipercayai memangku jabatan kepemimpinan. Demikianlah di dalam gereja ada orang-orang yang dikaruniai kepercayaan memimpin sebagai gembala yang dipanggil bukan hanya menghidupi martabat personalnya sebagai manusia tetapi juga mewujudkan martabat eklesialnya sesuai dengan tuntutan jabatan; Diakon, Imam, Uskup. Di situlah seorang Gembala dituntut untuk menjadi teladan, bukan hanya bagi umat yang digembalakannya tetapi juga bagi masyarakat di mana ia hidup dan berkarya.
Saudara-saudari terkasih, Sri Paus Fransiskus dalam homili tahbisan 9 Imam di Basilika Santo Petrus pada tanggal 25 April 2021 yang lalu, berkata kalian akan menjadi Imam seperti Kristus. Inilah yang Ia kehendaki yaitu menjadi Pastor, Gembala bagi umat yang Kudus. Gembala yang berjalan bersama Umat Allah, kadang di depan, kadang di tengah, dan kadang di belakang, tetapi selalu ada bersama-sama.
Maka saya pikir saat memilih uskup, Sri Paus Fransiskus kiranya menghendaki Imam yang telah berkomitmen menjadi Gembala di tengah umatnya. Di akhir sharing penugasan sebagai Uskup Sibolga, 14 April 2021, di Guest House Christoforus, Mgr. Frans Sinaga, Uskup Terpilih berkata “Mengapa Saya, Saya bukan Imam yang hebat, cerdas, terbaik, (Begitu ya bapa uskup…..) Mengapa saya? Saya tidak pantas (lalu saya berpikir memang di sini ada yang lebih pantas?) Bertanyanya kan begitu….Saya tidak pantas, Mengapa saya? Betul…., Tetapi Mgr. Frans adalah orang yang dipilih oleh Paus karena kiranya telah menjadi gembala di tengah umat dan akan terus menjadi gembala yang berbau domba.
Itulah kiranya yang menjadi nasehat Sri Paus pertama: Petrus, dalam suratnya yang baru kita dengarkan. Petrus menghendaki rekan penatuanya-Uskup menjadi teladan bagi domba-dombanya dengan menghidupi berbagai keutamaan; menggembalakan dengan sukacita dan sukarela; sesuai kehendak Allah. Di balik itu Petrus mengandaikan bahwa para penatua adalah orang yang dekat dengan Allah; disebut penuh Roh dan hikmat untuk orang yang dekat dengan Allah.
Jangankan untuk seorang Imam apalagi untuk uskup; untuk menjadi diakon saja pada zaman para rasul, orang harus memenuhi kriteria yang tinggi, sebagaimana kita baca dalam kisah para rasul 6: 3-4: karena itu saudara-saudara pilihlah 7 orang dari antaramu yang terkenal baik dan yang penuh dengan roh kudus dan hikmat, supaya kami mengangkat jabatan untuk tugas itu. Diakon saja tuntutannya sudah sangat tinggi!
Di balik nasehatnya yang kita dengar hari ini, Petrus menghendaki para uskup, penatua memiliki Kasih dalam tugas penggembalaannya, sebagaimana Ia ditanya tentang kasihnya kepada Yesus sebelum menerima tugas penggembalaan dalam Yohanes 21: 15-19: Simon anak Yohanes Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka itu…. Nanti Bapa Uskup terpilih akan mengucapkan janji kesetiaan dan kepercayaan. Mungkin bagus juga kalau ditanya demikian: Frans anak Gultom Sinaga: Apakah engkau Mengasihi Kristus…. ya! Kalau jawab Ya… Gembalakanlah domba-dombaKu.
Setelah menyatakan Kasihnya, Yesus berkata, Gembalakanlah domba-dombaKu. Bukan mu, tetapi KU, maka kata Petrus gembalakanlah dengan sukarela dan sukacita sesuai dengan kehendakNya, Kehendak Tuhan yang memiliki domba-domba bukan semau-maunya. Kasih ini dirumuskan Petrus dengan cara menggembalakan tanpa paksanan, tanpa main kuasa, tanpa mencari keuntungan sendiri; Di situlah Gembala menjadi teladan yang berjalan di depan, meneguhkan umat saat di tengah dan menyemangati domba saat di belakang. Itulah Gembala yang berbau domba sebagaimana didengungkan Bapa Suci Fransiskus di banyak kesempatan.
Saudara-saudari terkasih, Sri Paus juga mengajak kita semua untuk selalu berseru Laudato Si’, Terpujilah Engkau yang ditimba dari Gita Cinta Fransiskus Asisi yang kemudian menjadi inspirasi Motto Lauderis Domine Deus Meus dari Uskup terpilih Keuskupan Sibolga yang menggunakan nama baptis Fransiskus Asisi dan mendapat pendidikan iman sejak kecil dari para Misionaris Kapusin dan para uskup pendahulunya juga adalah Kapusin.
Jadi nanti kalau doa gampang, tidak salah-salah: Untuk Paus Kami Fransiskus dan Uskup kami Fransiskus.
Dengan Motto semoga Engkau dipuji Ya Tuhanku dan Allahku, Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga, hendak menunjukkan imannya kepada Allah yang Maha baik melalui berbagai ciptaanNya dan hendak mewujudkan komitmennya bersama dengan sesama dan semesta alam untuk memuji Tuhan dan bersama para imamnya menggembalakan Keuskupan Sibolga yang terdiri dari 2 dekanat Tapanuli dan Nias untuk makin menjadi Gereja yang Solider, Mandiri dan Membebaskan.
Mgr.Frans. Selamat berkarya dengan sukarela dan suka suka cita. Semoga Tuhan Allah sungguh dipuji melalui penggembalaan Bapa Uskup yang akan membawa berkat bagi banyak orang, terutama Gereja Keuskupan Sibolga.
Semoga Engkau dipuji Ya Tuhanku dan Allahku dalam hidup dan karya Mgr. Frans Sinaga.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.