Palembang, Mirifica.net – Sekitar 300 anak, OMK dan orang tua berkumpul di gereja sementara yang terletak di depan gedung gereja baru. Mereka bernyanyi dan bergoyang ria. Mereka merayakan “House of Love” yang memeriahkan Hari Minggu Komukasi Sosial Sedunia ke 50 tahun 2016..
Setelah dibuka dengan doa oleh RP Frans de Sales SCJ selaku Ketua Komisi KOMSOS Keuskupan Agung Palembang, anak-anak menyanyikan lagu “Hari Ini Kurasa Bahagia” dan “Happy Yayaya” bersama panitia.
Nyoman Sirikit Agatha selaku pemerhati House of Love memberikan penjelasan kepada anak-anak mengenai makna House of Love. Lan Lan, panggilan akrabnya, menegaskan kepada anak-anak untuk mengembangkan talenta yang ada pada diri anak-anak. Sesuai dengan namanya, House of Love, yang artinya rumah cintakasih, Lan Lan juga mengajak anak-anak untuk saling mengasihi dengan berbagi kasih.
Lan Lan menekankan pengembangan talenta yang dipenuhi dengan cintakasih yang dilakukan dengan hati. Untuk itu, ada empat hal yang perlu diperhatikan. Pertama, bila ada cahaya (cintakasih) dalam jiwa, maka akan hadir kecantikan dalam diri seseorang. Kedua, bila ada kecantikan dalam diri seseorang akan hadir keharmonisan dalam rumah tangga. Ketiga, bila ada keharmonisan dalam rumahtangga akan hadir ketertiban dalam negara. Keempat, apabila ada ketertiban dalam negara akan hadir kedamaian di dunia. Empat hal ini ditumbuhkan dalam diri anak-anak selama kegiatan House of Love yang memeriahkan Hari Minggu Komunikasi Sosial di Kuasi Paroki St Gregorius Agung Jambi.
Semangkuk Bubur
Empat hal di atas direalisasikan dalam sebuah drama singkat yang diperankan oleh panitia berjudul ‘Semangkuk Bubur’. Diceritakan ada seorang gadis miskin yang kelaparan, namun seorang janda penjual bubur merasa kasihan kepadanya dan memberikan semangkuk bubur untuk gadis itu. Selama beberapa hari sang janda memberikan gadis itu semangkuk bubur.
Namun suatu hari gadis itu menghilang dan tak ada kabarnya. Ketika janda itu sakit dan berobat di rumah sakit, ternyata dokter yang mengobatinya adalah gadis yang dulu ia tolong. Bahkan si janda tak perlu lagi membayar biaya pengobatan karena telah dilunasi dokter itu. Tak hanya semangkuk bubur yang telah diberikan janda itu, melainkan cinta kasih yang tulus.
Dari drama tersebut, anak-anak diberi beberapa pertanyaan. Bagi anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan, diberi hadiah dan permen. Anak-anak pun sangat antusias dan berebut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh panitia.
Mendekati pelepasan balon yang menjadi puncak acara, panitia membagikan balon gas yang ditempeli kertas berisi cita-cita dan keinginan anak-anak. Selain itu, dibagikan pula bingkisan kepada setiap anak. Waktu menunjukkan pukul 12.00 ketika semua anak dan para orang tua dari Kuasi Paroki Santo Gregorius Agung Jambi berkumpul di depan gedung gereja, bersiap melepaskan balon. Panitia menghitung mundur dan balon pun dilepaskan. Wajah penuh sukacita menghantar 400 balon yang dilepaskan ke udara, diiringi doa dan harapan. **
===========
Laporan: Kristiana Rinawati Maria Sylvista
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.