Senin, 21 April 2014
Kis. 2:14,22-32; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Mat. 28:8-15
Meditatio:
Kebangkitan Yesus mengundang reaksi yang berbeda. Orang Yahudi pada prinsipnya tidak mengimani kebangkitan. Bagi mereka kematian adalah kehancuran. Apalagi berita tentang kebangkitan Yesus. Karena itu mereka menciptakan cerita palsu. Mereka berdusta. Tak tanggung-tanggung mereka berani membayar sejumlah uang kepada para penjaga makam supaya mengarang cerita bahwa jenasah Yesus dicuri ketika mereka sedang tidur. Penginjil Matius membuktikan kebangkitan Yesus dengan menampilkan cerita tentang penampakan Tuhan Yesus. Yesus menampakan diri untuk membuktikan diri bahwa Ia hidup. Jenasahnya tidak dicuri melainkan ia bangkit. Ia hidup lagi karena Allah menerima Dia sebagai AnkNya yang terkasih.
Kebangkitan adalah penerimaan Allah atas kehidupan Yesus dan sekaligus menganugerahkan kehidupan baru kepadaNya. Yesus menjadi manusia sempurna dan hidup dihadirat Allah. Kesempurnaan itu yang ingin diberikan Yesus kepada kita manusia. Yesus membagikan “Syaloom” (ayat 9), yakni kedamaian kepada manusia. Manusia sekarang sudah hidup damai bersama Allah.
Tugas kita sebagai para rasul, adalah: mendekatiNya, memeluk kakiNya dan menyembahNya. Hidup dalam kebangkitan adalah hidup dalam rahmat penebusan Tuhan. Artinya kita menjadi orang yang diselamatkan Tuhan. Kita mewarisi tanah air Surgawi. Di surge kita akan melihat Tuhan Yesus lagi. Yang penting bagi kita adalah: kita beriman teguh kepada Tuhan Yesus dan tidak takut akan apapun yang ada di dunia ini. Kita menjadi komunitas penyembah Tuhan Yesus yang setia. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus akan membangkitkan kita pula kelak untuk hidup bersama Di adi surga. (MM)
Contemplatio:
Bayangkan anda sedang berjalan bersama pada murid dan kemudian ketemu dengan Yesus dan berkata, “salam bagimu”, apa reaksi anda?
Oratio:
Ya Tuhan Yesus, bimbing dan tuntunlah aku sesuai dengan kehendakMu.
Missio:
Hal ini aku mau bersaksi tentang kebankitan dengan melayani sesame dengan seyum.
Salam,
Mutiara Iman.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.