“Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” (Mrk 4, 25)
Yang mempunyai sesuatu akan diberi; yang tidak mempunyai sesuatu akan diambil. Teks ini mirip dengan ungkapan, “Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.”
Kekayaan merupakan salah satu hal yang dimiliki banyak orang; sedangkan orang yang tidak memiliki kekayaan sering disebut miskin. Selain kekayaan, tentu ada banyak hal lain yang dimiliki oleh manusia, seperti: ilmu, pengetahuan, ketrampilan, relasi, jabatan, bakat dan potensi serta hal-hal yang lain.
Kenyataan menunjukkan bahwa hal-hal yang dimiliki oleh manusia tersebut bisa berkembang, baik dalam jumlah maupun dalam kualitasnya, seperti: kekayaan seseorang bisa bertambah, pengetahuan seseorang semakin luas, relasi seseorang semakin banyak, jabatan seseorang semakin tinggi, rekening seseorang semakin gendut, cabang-cabang usaha semakin menggurita. Pertambahan dan perkembangan bisa berlangsung lambat atau cepat.
‘Milik’ seseorang bisa bertambah karena mereka mempunyai visi dan mimpi besar tentang masa depan hidupnya yang akan diwujudkan; mereka berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap perlobaan atau persaingan; mereka mampu menangkap peluang dan kesempatan secara tepat; mereka mau belajar dari banyak orang dan juga mempunyai komitmen kuat dengan tugas, pekerjaan atau profesinya.
Sebaliknya, banyak orang ‘miskin’ menjadi semakin miskin, karena mereka tidak mempunyai gambaran jelas akan masa depan hidupnya, mudah puas diri dengan apa yang ada, mudah menyerah atau putus asa berhadapan dengan rintangan, tidak mau belajar dari orang lain.
Hidupnya tetap statis, tidak ada perkembangan, bahkan bakat atau potensi bisa hilang, milik semakin susut karena dipergunakan atau dimakan usia. Apapun yang ada semakin hilang dari dirinya. Kaya atau miskin, berpunya atau tidak berpunya merupakan pilihan.
Teman-teman selamat siang. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.