DALAM menjalani kehidupan, tentunya kita pernah merasakan pengalaman disakiti oleh sesama sehingga hati kita dipenuhi oleh amarah, kebencian bahkan dendam. Kecenderungan kita untuk membalas dengan perlakukan serupa membuat siklus balas membalas ini berulang dan tak pernah berhenti.
Lihatlah Yesus yang tersalib. Saat lambungNya ditikam dengan tombak, mengalirlah darah yang memberi kehidupan dan air yang menguduskan. Berkat pengurbananNya, manusia diselamatkan sehingga memperoleh hidup abadi; dan dengan menerima sakramen baptis, manusia dikuduskan dan diangkat menjadi anak-anak Allah.
Yesus memberikan kepada kita hidupNya yang kekal dan kudus. HatiNya adalah sumber cinta kasih dan kerahiman. Perayaan pada hari ini mengajak kita untuk memiliki hati seperti hati Yesus, hati yang penuh kasih dan penuh pengampunan.
Mari kita belajar untuk bersedia hidup saling mengasihi dan saling mengampuni agar tercipta kerukunan dan kedamaian di antara kita sesama manusia. Memang tidak mudah, tapi tiada kasih sejati tanpa pengurbanan.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.