SORONG – Setelah mendapat pengetahuan dasar tentang teknik-teknik menulis berita, peserta pelatihan jurnalistik dan cetak mulai belajar menulis berita. Praktek menulis berita yang dilaksanakan pada Rabu (13/5/2015) merupakan tahapan lanjutan untuk mengasah ketrampilan peserta.
Narasumber dari Tim KOMSOS KWI, Mathias Hariyadi dan Dionisius Bowo Purnomo tampak setia membimbing peserta pelatihan jurnalistik dan cetak. Keduanya ikut berbaur dengan peserta yang telah dibagi ke dalam dua belas (12) kelompok belajar. Kepada setiap kelompok diminta untuk menulis sebuah berita berdasarkan pengamatan mengikuti Misa Pembukaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) yang dilaksanakan pada Selasa (12/5) di Gereja Katedral Kristus Raja, Sorong.
Dinamika latihan belajar menulis berita semakin menarik setelah masing-masing kelompok diminta untuk membacakan berita yang telah ditulis sekaligus diberi catatan kritis. Judul beritanya pun beragam dan menarik perhatian narasumber dan peserta seperti OMK Sorong Getarkan Kota Minyak, kelompok lain menulis berita dengan judul Paduan Suara OMK Sorong Meriahkan Misa Pembukaan PKSN-KWI, atau Orang Muda Katolik Belajar Jadi Pewarta Iman.
Menurut Mathias Hariyadi, secara keseluruhan peserta sudah mampu fokus dengan tulisannya. Hal itu bisa dilihat dari judul dan kesatuannya isi berita. Namun Mathias juga tidak lupa memberikan catatan khusus terhadap tuliasan peserta.
“Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dan dilakukan oleh para penulis pemula biasanya berkaitan dengan teknik-teknik praktis menulis sebuah berita seperti penulisan huruf besar pada judul berita, berapa banyak kata dalam judul berita, kebenaran fakta yang dijadikan berita, dan tulisan yang memiliki kesan menggurui”, kata Mathias.
“Hal itu terjadi karena penulis terlalu bersemangat sampai melupakan pedoman praktis menulis berita”, lanjut Mathias.
Pantuan dari tempat pelatihan, sebanyak seratus dua belas (112) peserta yang mendaftar pada Selasa (12/5) hadir dan terlibat aktif mengikuti dinamika latihan menulis. Kehadiran peserta masih dalam jumlah yang sama ketika hari pertama pelatihan jurnalistik dan cetak dimulai ini mencerminkan ketertarikan dan kemuan peserta untuk mendalami dunia jurnalistik dan cetak.
“Pada akhirnya, kemauan dan kesungguhan peserta untuk terus mengasah kemampuan menulisnya dengan terus memakai prinsip 5W1H, kelak bisa menjadi penulis yang berkualitas”, demikian Mathias ketika menutup latihan menulis berita.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.