KOMISI KESEHATAN Keuskupan Agung Merauke yang bergerak di Altar Kemanusiaan merasa terpanggil turut ambil bagian dalam misi kemanusiaan. Komisi Kesehatan KAM menjadi fasilitator dan berkolaborasi dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Merauke dan Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) dan Rumah Pintar Merauke merayakan Hari Anak Nasional. Kegiatan diadakan Selasa 23/7 dengan mengusung Tema Nasional: Peran Keluarga Dalam perlindungan Anak, dan Sub Tema : Wujudkan Pengasuhan Yang berkualitas dan Berbasis Hak Anak yang dimulai dari Keluarga.
Ketua Komisi Kesehatan Keuskupan Agung Merauke, Anna Mahuse yang selama ini mendampingi anak-anak penyalahgunaan Lem Aibon di Kabupaten Merauke sangat senang dan gembira dengan kegiatan ini. Dia bangga dengan kepedulian organisasi wanita yang bekerja dengan sepenuh hati, tanpa dibatasi sekat agama dan budaya menyelamatkan generasi muda dari penyalahgunaan Lem Aibon.
(ZAT yang terkandung dalam lem Aibon dan sejenisnya bukan hanya dapat memabukkan dan merusak sel-sel saraf otak penggunanya. Bahkan, jika digunakan dalam jangka waktu lama, dapat membuat penggunanya tidak normal dan sakit hingga kemudian meninggal dunia. Dalam lem Aibon terkandung zat Lysergic Acid Diethyilamideatau (LSD). Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 LSD merupakan Narkotika Golongan I. Zat tersebut sejenis zat hirup yang sangat mudah ditemui di produk lem perekat. Pengaruhnya sangat luar biasa bagi penggunanya).
Menurut Hj Hidayah Ibrahim (wakil Ketua GOW), guna memeriahkan Hari Anak Nasional, GOW mengadakan kunjungan ke TK Santa Maria Dolorosa. Siswa di TK ini mayoritas mendidik anak asli Papua. Kunjungan mereka merupakan bentuk kepedulian organisasi Wanita ini, yang atas dorongan naluri keibuan tergerak untuk turut membantu menyiapkan masa depan anak-anak. Mereka mengadakan kuis berhadiah dan memberikan sumbangan fasilitas bermain dan sekolah.
GOW juga mengunjungi Rumah Pintar Pertiwi yang dibina oleh Darma Wanita Kabupaten Merauke. Rupin Pertiwi fokus mendampingi anak-anak penyalahgunaan lem aibon. Bersama pendamping di Rupin Pertiwi, anggota GOW yang hadir dalam kunjungan tersebut mengadakan pendampingan belajar, menulis, berhitung bagi korban penyalahgunaan lem aibon. Menurut Hidayah Ibrahim, karya pelayanan yang mereka jalankan saat ini adalah salah satu bentuk partisipasi mempersiapkan generasi penerus Papua agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara serta Tana Papua. (Helen Yovita Tael – Merauke)
Ed.: Kamilus
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.