CUACA panas tidak mengurangi semangat mahasiswa/i STP St. Bonaventura untuk terus melatih public speaking. Teknik pelatihan yang digunakan antara lain ceramah, permainan, simulasi/roleplay, menyanyi, dan praktik. Frans Budi Santika -mentor untuk pelatihan public speaking – mewajibkan para peserta datang di sesi selanjutnya menggunakan pakaian rapi dan sopan.
“Mereka harus membiasakan diri tampil sebagai seorang guru,” kata Frans. Pertama, mereka diajak untuk peka terhadap penampilan seseorang; memperhatikan busana lawan bicaranya. Peserta dibagi menjadi kelompok, masing-masing tiga orang. Seorang di antaranya harus sengaja membuat sesuatu yang janggal dengan penampilannya, seperti kurang rapi atau ada aksesoris yang tidak pernah dipakai sebelumnya. Anggota lainnya harus menebak apa kejanggalan tersebut, sedangkan yang satu lagi menjadi juri.
Selanjutnya, peserta pun mensimulasikan pendekatan inderawi yang berbeda supaya lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Mereka belajar untuk mengenali teman-temannya hanya lewat tepukan tangan, sentuhan di bahu. Ternyata belajar public speaking tidak hanya soal bicara...
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.