Beranda BERITA Gereja Sinodal KAM : Siapa Teman Perjalanan Gereja?

Gereja Sinodal KAM : Siapa Teman Perjalanan Gereja?

Sinode Para Uskup, Synod of Bishop, 2021-2023, Pope Francis, Paus Fransiskus, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Catholic, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, OMK, Orang Muda Katolik, Lawan Covid-19, Penyejuk Iman, Keuskupan Indonesia, Gereja Lokal, Persekutuan, Partisipasi dan Misi, Communion, Paticipation, Mission Pewartaan, Sabda Tuhan, Umat Katolik, Yesus Juruselamat, Keuskupan Agung Medang, KAM

MIRIFICA.NET – Bapa Paus telah membuka sinode para uskup di Vatikan pada tanggal 9 Oktober 2021. Secara serentak di semua keuskupan di Indonesia diadakan misa pembukaan. Di Keuskupan Agung Medan, pembukaan dihelat tanggal 17 Oktober 2021 di gereja St. Antonius Padua, Hayam Wuruk. “Harapan Paus Fransiskus agar sinode ini menjadi langkah untuk mendengarkan umat Allah dan untuk secara bersama mendengarkan terang Roh Kudus. Gereja sinodal menjadi Gereja yang hendak mendengarkan suara semua kawanan terlebih suara kawanan yang selama ini kurang didengar dan diperhatikan” terang Mgr. Kornelius Sipayung, Uskup Agung Medan.

Sebelum acara ini, telah dibentuk tim kecil yang menentukan narahubung dari Keuskupan yaitu RD Petrus Simarmata dan Sr. Xaveria Lingga, FSE. Selanjutnya, panitia kecil merancang pembukaan dan membagi tugas-tugas hingga upacara pembukaan terlaksana dengan perayaan Ekaristi dan seminar di gedung Catholic Centre (CC) Keuskupan Agung Medan. Para pastor paroki diundang untuk berkonselebrasi. Utusan-utusan komisi, tarekat hidup bakti, yayasan-yayasan dan umat dihadirkan. Diperkirakan 296 orang yang berpartisipasi.

Dalam seminar ada dua pembicara yang tampil: Sr. Xaveria Lingga, FSE dan Bapak Antonius Tampubolon. Suster dari kongregasi Fransiskanes St. Elisabet ini menyajikan pengertian sinode, latar belakang dan tradisi. Secara khusus dipaparkan rancangan perjalanan sinode di Keuskupan Agung Medan sejak pembukaan. Para peserta diharapkan mempunyai pemahaman yang sama untuk berjalan bersama.

Pembicara kedua, Bapak Antonius Tampubolon, ketua Yayasan St. Thomas, mempresentasikan data-data mengenai kuantitas dan kualitas umat Katolik di KAM serta tantangan pastoral yang dihadapi saat ini. Pengalaman dan permenungan pribadinya sebagai seorang tokoh masyarakat, menjadi landasan untuk mengajukan beberapa rekomendasi. Di hadapan para peserta, beliau mengharapkan kerjasama semua pihak agar sinode para uskup berjalan dengan baik. Seluruh rangkaian pertemuan ditutup dengan makan bersama yang disponsori oleh Yayasan Pendidikan Keuskupan Don Bosko Medan.

Gereja KAM saat ini terdiri dari 63 paroki dan kuasi paroki, 1302 stasi dan 3734 lingkungan. Berdasarkan BIDUK 2021 seluruh umat berjumlah 412.935 jiwa. Inilah yang harus didengarkan oleh Gereja. Dalam kolegium konsultor KAM telah ditetapkan 6 orang sebagai tim sinode KAM yang terdiri dari RP Michael Manurung OFMCap, RP Richard Sinaga OFMCap, Sr. Xaveria Lingga, FSE, Bp Anton Tampubolon, RD Petrus Simarmata, dan RD Marihot Simanjuntak. Tim sinode telah menyusun action plan yang akan segera dikerjakan agar hasil sinode KAM dapat diserahkan ke KWI pada tanggal 29 Juni 2022.

Dengan mengacu pada dokumen Vademecum 29-31, telah ditetapkan langkah-langkah sinode di tingkat keuskupan. Dari sepuluh tema inti yang dieksplorasi, Keuskupan Agung Medan akan menggarap tema teman seperjalanan.  Panduan pertanyaan seputar tema ini akan dirumuskan kembali dan tim sinode paroki agar segera dibentuk sesuai kriteria yang ditentukan. Model yang akan diusung adalah model konsultasi untuk mendengar suara kaum marjinal dan kaum “yang terluka” (mereka yang keluar dari Gereja karena alasan tertentu). Tim sinode keuskupan akan mengadakan sosialisasi dan pelatihan bagi tim sinode paroki. Hasil konsultasi dari paroki akan sangat menentukan kelancaran tugas tim keuskupan untuk mengumpulkan data, menganalisis dan kemudian mensistesiskannya. Hasil sintesa itu nantinya akan dikirim ke KWI sebagai laporan akhir dan selanjutnya dibahas dalam sidang FABC (Konferensi Para Uskup se-Asia (Federation of Asian Bishops Conference/FABC)). (RD Marihot Simanjuntak)