Gereja Katolik perlu lebih membuka diri utamanya pada mereka yang merasa disingkirkan juga yang merasa takut karena berkhianat pada ajaran dan praktik tradisional Gereja melalui berbagai pendekatan pastoral. Demikian rangkuman diskusi hasil Sidang Pertama Sinode Para Uskup yang dihadiri 365 uskup termasuk Paus Fransiskus selama enam hari tiap minggu dari 4-28 Oktober di luar Kota Roma.
Selain itu, dalam rangkuman tersebut juga disebutkan persoalan kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan para klerus, peran wanita dalam gereja, upaya menjangkau kaum miskin dan konsep tentang sinodalitas itu sendiri.
Paus, sesuai kesimpulan itu disampaikan, mengatakan dirinya ingin mengingatkan setiap orang bahwa “protagonis dari Sinode itu adalah Roh Kudus.” Secara singkat, Paus juga berterima kasih kepada para panitia sinode dan para anggota yang tergabung dalam sidang dan mengajak bersyukur pada Tuhan atas selesainya sidang yang sudah disiapkan selama setahun melalui refleksi yang rencananya akan memuncak pada sidang sinode kedua dan terakhir pada akhir 2024 dengan topik yang sama.
Laporan hasil sidang yang disusun dalam 41 halaman dan divoting setiap paragrafnya pada 28 Oktober itu menggambarkan tujuan sebagaimana dipaparkan mengenai “konvergensi, hal-hal yang harus dipertimbangkan dan usulan-usulan yang muncul dari dialog.” Beberapa topik utama yang didiskusikan antara lain sinodalitas, komunio, misi, dan partisipasi. Setiap item dalam laporan ini disetujui sekurangnya dua pertiga dari jumlah anggota yang hadir dan voting. Setelah itu barulah laporan ini dirilis.
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI