Ratusan pastor bersama mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Santo Paulus Ruteng dan massa dari berbagai paroki di Keuskupan Ruteng, Senin (13/10/2014) menggelar aksi unjuk rasa menentang tambang.
Mereka menggelar aksi untuk menolak keberadaan tambang di tiga Kabupaten (Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat) di Flores, NTT. Unjuk rasa ini diawali dengan ibadah di Aula Kevikepan Borong yang dipimpin Pastor Simon Nama dan Pastor Herman Ando.
Massa lalu berjalan menuju Kantor DPRD Manggarai Timur dan seterusnya menuju ke Kantor Bupati Manggarai Timur di Lehong. Sekitar 700 orang ikut berunjukrasa menolak pertambangan di Manggarai Timur.
Dalam kesempatan terpisah, ribuan orang juga berunjukrasa di Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai. Pengunjukrasa bergerak dari Kantor Keuskupan Ruteng menuju ke Kantor Bupati dan Kantor DPRD Manggarai.
Pastor dan warga di Ruteng pun menuntut tentang penolakan pertambangan. Dari Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat, pastor dan pun berunjukrasa dengan aspirasi yang sama.
Aparat kepolisian di tiga Kabupaten menjaga keamanan aksi ini. Koordinator aksi Tolak Tambang, Pastor Simon Nama mengatakan, para pastor dan warga melakukan demo damai ini menolak tambang di wilayah Manggarai Raya.
“Pastor dari 80 paroki di Keuskupan Ruteng yang tersebar di tiga Kabupaten berkomitmen menolak pertambangan yang menghancurkan alam,” kata dia.
Sumber berita: Tribunnews.com
Keterangan foto: Demo di Kantor Bupati Manggarai Timur, foto dari facebook Fery OJ
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019