MIRIFICA.NET, Bandung – Sesudah seremoni pembuka Sidang Sinodal KWI, pada Senin, 14 November 2022 di Gedung Pastoral Bumi Silih Asih, Bandung sidang dilanjutkan dengan Pengarahan Ketua KWI, Laporan Sekretariat Jenderal, Refleksi bersama atas Sinode Para Uskup dan Refleksi bersama atas HUT 50 FABC yang diselenggarakan di Bangkok. Sesudah istirahat sejenak Sidang kembali dilanjutkan dengan Laporan, Evaluasi, dan diskusi bersama tentang kegiatan dan aktivitas Konferensi Wali Gereja Indonesia di bidang Sosial Kemasyarakatan.
Para sekretaris Komisi dan Sekretariat yang terhimpun dalam Rumpun Kemasyarakatan yaitu: Komisi Keadilan Perdamaian-Pastoral Migran dan Perantau (KKP-PMP), Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE), Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP), Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) dan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) berturut-turut menyampaikan presentasi pelbagai Evaluasi, Refleksi dan Program kegiatan yang sudah dilaksanakan sepanjang tahun 2019-2022. Dan para bapa uskup memberikan apresiasi, tanggapan dan usulan berdasarkan pemahaman dan pengalaman di Keuskupan Masing-masing.
Romo Eko Aldilanta, OCarm Sekretaris KKP-PMP, menyampaikan aneka kegiatan yang berhubungan dengan animasi dan support Komisi kepada Keuskupan-keuskupan dan kerja sama dengan para mitra yang sama-sama memberi perhatian pada aktivitas keadilan dan perdamaian, ekologi dan pastoral Migran dan perantau. Sementara itu Romo Ewaldus Ewal memaparkan pelbagai upaya pemberdayaan Sosial Ekonomi lewat Gerakan Aksi Puasa Pembangunan, Hari Pangan Sedunia dan Gerakan Credit Union. Sr. Natalia, OP, Sekretaris SGPP menyampaikan aneka kegiatan dan pelatihan serta pemberdayaan untuk dan bersama Kaum Perempuan dan para anggota team lain yang bekerja untuk perjuangan hak-hak perempuan.
Diskusi yang digelar sore hari dan dimoderatori oleh Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF ini dilanjutkan dengan diskusi tentang karya dan peran dari Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) dan Hubungan Antar Umat beragama (HAK). Dengan penuh antusias para bapa uskup berdiskusi dan memberi masukan-masukan teristimewa dalam konteks peran dan tanggungjawab gereja dalam berbangsa-bernegara teristimewa dalam berupaya menyampaikan suara kenabian gereja dan memberikan Pendidikan politik yang benar kepada umat dan masyarakat. Gereja Indonesia diharapkan terus berusaha membangun Gereja Sinodal yang bersekutu, terlibat dan Bermisi.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.