LAPANGAN Paroki Hati Kudus Yesus, Telukdalam, Nias Selatan gegap gempita oleh musik serta tarian tradisional Nias, Selasa (3/5/2016) sore ini. Ratusan anak muda memadati halaman belakang paroki demi menyaksikan sekaligus mengikuti lomba kreasi sanggar budaya.
Para peserta baik penari, penyanyi maupun pemain musik mengenakan pakaian adat sesuai tarian yang mereka bawakan. Penampakan serba terang, gemerlap dan cerah tampak dari pakaian adat yang dikenakan dengan dominasi warna merah, kuning, emas dan hitam.
Delapan kelompok dari beberapa paroki dan Sekolah Menengah Kejuruan bertarung agar tampil sesuai irama musik, gerakan padu satu sama lain serta memiliki rasa sebagai sebuah gerakan tarian. Beberapa tarian penyambutan tamu yang juga merupakan tarian perang seperti Tari Fataele atau Faluaya dan Tari Mogaele ditampilkan.
Selain para siswa, orangtua murid, dan para siswa, hadir sebagai tamu undangan antara lain Uskup Keuskupan Sibolga Mgr Ludovicus Simanulang, OFMCap, Sekretaris Eksekutif Komisi KOMSOS KWI, beserta pada imam, bruder, dan suster.
Paroki Hati Kudus Boyong 2 Piala
Sebelumnya, di hari pertama Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferensi Waligereja Indonesia (PKSN KWI) lomba paduan suara juga sudah berlangsung diikuti oleh tujuh paroki dari Kabupaten Nias Selatan. Pengumuman pemenang lomba disampaikan usai kegiatan lomba sanggar kreasi budaya, Selasa (4/5/2016) sore.
Paroki Hati Kudus Yesus Teluk Dalam akhirnya yang memboyong 2 piala sekaligus yaitu sebagai juara pertama, lomba paduan suara dan lomba kreasi sanggar budaya.
Kepala Paroki Hati Kudus Yesus Teluk Dalam, Nias Selatan, Pastor Gregorius Fau OFMCap mengapresiasi dan bangga dengan hasil jerih payah umatnya. Keberhasilan ini menurut pastor berkat latihan yang keras yang dijalankan para peserta. “Latihannya siang hingga malam hari, tidak sampai satu bulan latihannya. Meskipun jarak rumah sangat jauh namun tak menghalangi niat mereak untuk tetap berpartisipasi dalam acara ini demi memberikan penampilan yang terbaik,”ujar Pastor yang biasa dipanggil Greg ini.
Saat pembagian hadiah, satu pesan penting disampaikan Ketua Juri Sr. Dra. Yustina Honndro, SCMM yang juga Kepala Sekolah SMP Bintang Laut, Telukdalam, Nias Selatan. “Semakin berbudaya itu semakin berdaya. Karena itu jika ada kelompok yang tidak memenangi lomba ini, para peserta yang tidak jadi pemenang tetap berdaya dan berbudaya,”ujar suster.
Keterangan Foto : Salah satu atraksi lompat batu yang diperagakan kelompok tari dari Paroki Hati Kudus Yesus, Telukdalam, Nias Selatan / Foto : Abdi Susanto
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI