Selasa, 1 April 2014,

(Yeh 47:1-9,12; Yoh 5:1-16)

“Orang sakit yang disembuhkan itu lalu keluar, dan menceritakan kepada orang orang Yahudi bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.” (Yoh 5 : 15)

Injil hari ini berkisah mengenai orang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit di kolam Betesda. “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang.” Kata Yesus kepadanya,“Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”

Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Orang ini bergembira. Begitu gembiranya diceritakan dalam Injil “Ia lalu keluar, dan menceritakan kepada orang orang Yahudi bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.” Orang ini bergembira karena ia bukan hanya berjumpa dengan Yesus, namun juga disembuhkan oleh Yesus setelah lebih dari 33 tahun tidak dapat bangun dan berjalan.

Sebagai pengikut Kristus pun, kita pernah merasa sakit. Bukan hanya sakit secara fisik, namun juga sakit dalam arti spiritual. Cirinya jelas, bisa terlihat dari betapa keringnya rohani ini ketika ikut misa hari Minggu. Tidak bersemangat mengikuti acara acara rohani di lingkungan seperti pendalaman kitab suci, Rosario atau juga misa misa di lingkungan atau stasi. Singkat kata hidup rohani kurang bergairah, hidup beriman bagai hidup segan mati tak mau. Kita ingin disentuh secara rohani oleh Yesus dalam liturgy, doa, ibadat, meditasi maupun keheningan. Namun hidup rohani senantiasa harus dilatih, dipraktekan, dan tidak semudah membalik telapak tangan.

Pergumulan dan perjuangan dalam hidup spiritual adalah cara Yesus berjumpa dengan kita. Karena akhirnya perjumpaan Yesus yang sejati akan terlihat dalam kegembiraan iman, seperti orang sakit yang disembuhkan oleh Yesus dan akhirnya mewartakan kegembiraannya itu kepada setiap orang yang ia jumpai dan akhirnya sampai pada melayani mereka yang membutuhkan pertolongan kita.

Pertanyaan reflektif:

• Dalam pengalaman hidupku pernahkah aku “berjumpa dengan Yesus”?

• Apa yang kulakukan sesaat setelah “berjumpa dengan Yesus”? Adakah kegembiraan iman di sana?

Doa:

Ya Yesus sahabat sejatiku, aku mohon rahmat “keterbukaan” dalam hati, pikiran dan batinku. Agar dengan keterbukaan itu aku boleh melihat “peristiwa-peristiwa perjumpaanku’ dengan diri-Mu dalam hidupku. Biarlah ya Yesus dengan peristiwa perjumpaan itu, hidup rohaniku disembuhkan hanya oleh-Mu semata, sehingga aku boleh mengalami kegembiraan iman yang meluap luap. Semoga dalam masa Prapaskah ini rahmat-Mu senantiasa memampukan aku untuk terus bergumul dalam menemukan “arti hidup spiritual” yang sesungguhnya dan mewujudkannya dalam pelayanan penuh kasih kepada sesama.Amin.

(RD. H.Sridanto Aribowo)