Beranda OPINI Figur Ayah

Figur Ayah

“’Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?’ Jawab mereka, ‘Yang terakhir.’” (Mat 21, 31)

AYAH  adalah seorang pribadi yang berperan banyak dalam keberadaan dan kehidupan setiap orang. Setiap orang mempunyai ayah, entah ayah kandung atau ayah angkat. Ayah juga merupakan satu sosok yang mengesan bagi banyak orang dalam hidup mereka. Dan kesan itu mereka ungkapkan dalam bentuk puisi atau lagu.

Rupanya ada banyak lagu yang berkaitan dengan sosok seorang ayah. Salah satunya adalah lagu yang dinyanyikan oleh Ebiet G Ade, “Ayah, dalam hening sepi kurindu; untuk menuai padi milik kita.Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan; Anakmu sekarang banyak menanggung beban.”

Lagu yang mengungkapkan kerinduan seseorang terhadap ayahnya, yakni kerinduan untuk menuai padi. Namun kerinduan tersebut tinggal kerinduan dan tidak pernah menjadi kenyataan. Banyak orang rindu terhadap ayahnya, karena ada banyak pengalaman baik dan indah yang telah ayah lakukan untuk anak-anaknya. Bahkan banyak ayah yang berjuang dan berusaha dengan keras untuk membahagiakan anak-anak dan keluarganya.

Seorang ayah bisa mengucurkan keringat yang deras dan nafas yang tersengal; namun mereka tetap tabah dan bertahan. Banyak ayah yang berjuang sampai pipinya keriput, bahunya yang kekar jadi legam hitam, dan badan jadi bungkuk; namun mereka tetap setia dan tidak pudar semangatnya. Pribadi ayah yang seperti ini sungguh mengesan dan menimbulkan kerinduan.

Memang harus diakui bahwa banyak ayah yang tidak seperti ini. Banyak ayah yang tidak dirindukan anak-anaknya; diingatpun tidak. Bahkan banyak orang berusaha menghapus kenangan dan pengalaman hidup bersama ayahnya. Banyak orang mengalami bahwa ayahnya adalah pribadi yang tidak bertanggung jawab, yang tidak bisa menjadi contoh dan teladan, yang kehendaknya tidak diperhatikan lagi oleh anaknya. (Baca juga: Mulutmu, Harimaumu)

Apa yang dikehendaki ayah tidak selalu dijawab ‘ya’. Bagaimanapun juga, relasi antara ayah dengan anak menjadi gambaran relasi antara kita dengan Tuhan.

Tuhan adalah Bapa kita. Sikap terhadap Tuhan pun beragam: ada yang merindukan, ada yang setia dan selalu ya pada kehendak-Nya. Ada pula yang tidak peduli dengan-Nya, selalu menolak dan berkata ‘tidak’ pada rencana dan kehendak-Nya.

Bagaimanakah sikap hidupku terhadap Ayah?

Teman-teman selamat pagi dan selamat bekerja. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Byu)