SEJAK saya tiba Sabtu (1/10), amphitheater Emmanuel belum rampung dibangun. Panggung semi terbuka di Desa Lotta ini menjadi tantangan iman untuk seluruh partisipan IYD Manado 2016. Namun, berkat pertolongan Tuhan lewat kinerja para buruh, jadi sudah Catholic Youth Center ini.
Jam sudah menunjukkan 12 malam, Mgr. Josef Suwatan, MSC, uskup Manado mengambil gambar Emmanuel dari samping. Luar biasa stamina gembala 76 tahun umat Nyiur Melambai ini. Saya juga tidak mau kalah, segera menaiki level tertinggi amphitheater dan mengambil foto panorama.
Tidak lama, beberapa oto sampai. Mars IYD tergaung dari sound system salah satu mobil. Mereka yang turun adalah rombongan panitia IYD 2016 dan OMK Paroki St. Yohanes dan Kornelius – Lotta. Para muda menginjakkan kaki di semen yang masih ‘bersih’, pelataran amphitheter.
Segera, mereka berkumpul di sisi tengah depan amphitheater, mentahtakan Salib IYD di sana, kemudian berdoa bersama. Dipimpin oleh RD Terry Ponomban, kepala Wisma Lorenzo, mereka semua bersatu hati mohon rahmat dan bersyukur untuk rangkaian puzzle IYD yang semakin lengkap.
Setelah berkat, para OMK menyalami uskup, kemudian bersiap foto. Semua seketika berbaris rapi untuk difoto. Tinggal saya sendiri yang memegang handphone. Mereka bahkan belum kenal dengan saya, tapi telepati kami untuk bekerja sama sudah baik.
Segera saya mengambil foto untuk mereka, tidak ada yang meminta foto itu. Yang penting so foto dang?
Saya mencium tangan uskup, kemudian menyapa RD Terry. “Kamu masih bertahan ya? Istirahat mas, besok lagi…” ujar pastor berkacamata itu. “Akhirnya jadi ya romo,” kata seorang OMK memotong.
“Berkat doa kita semua,” kata RD Terry. “Dan doa Hendra, pastor,” selak saya. Beliau tertawa.
Dari senyum Mgr. Suwatan dan RD Terry, kelegaan mereka pun turut kami rasakan.
Selamat malam.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.