Sejak awal FABC ingin membangun Gereja yang benar-benar lokal “berinkarnasi dalam suatu bangsa, Gereja Pribumi dan terinkulturasi, sebuah Gereja dalam dialog yang berkelanjutan dan penuh kasih dengan tradisi, budaya, dan agama yang hidup. Sebagai sebuah badan, Gereja memberi kesempatan kepada para uskup untuk “mencari bersama, bertindak bersama dan memikul tanggung jawab bersama” dalam menjalankan misi Gereja.
Sidang Umum FABC telah menjadi instrumen dan tempat yang efektif untuk mencari dan menegaskan bersama “arah” bagi Gereja-Gereja di Asia. Peran Sidang Umum adalah mencari makna & usaha baru, mengatasi kekuatan destruktif, membentuk integrasi baru, membaca tanda-tanda zaman dan menegaskan apa yang perlu dipupuk, dan apa yang harus ditolak. “Sidang Umum benar-benar merupakan kesempatan untuk hidup sebagai Gereja bersama dan dengan anggota Gereja dari aneka sektor pelayanan dan dari aneka lokasi geografis.”
Selama bertahun-tahun FABC telah membuat beberapai pengamatan teologis kunci yang telah membimbing gereja di Asia yaitu:
- DIALOG TIGA ASIA: Dialog dengan agama, budaya, dan kaum miskin sebagai cara Asia membangun Kerajaan Allah.
- KERAJAAN ALLAH LEBIH LUAS DARI GEREJA: Cara hidup Gereja yang berpusat pada kerajaan Allah di Asia melintasi konteks sosio-politik, budaya dan agama di Asia.
- TEOLOGI DALAM KONTEKS PASTORAL: Titik awal refleksi teologis adalah konteks pastoral. – Konteks, sumber-sumber Asia, ajaran magisterium, penerapan pastoral.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.