FABC telah menyentuh beberapa isu utama yang menantang lanskap Asia. Sementara dunia dengan cepat mendekati hari dan zaman baru, para uskup Asia bekerja erat untuk setia pada realitas yang melayani kehidupan. Kami terus membawa upaya sederhana ini kepada terang dan lepas landas dari tempat kami tinggal.
1995
Seperempat abad kemudian, di Manila, para klerus bersama kaum awam merenungkan kegiatan-kegiatan dalam mendorong Gereja-Gereja Asia menuju “cara baru menjadi Gereja,” berkomitmen untuk menjadikan Gereja sebagai “komunitas dari komunitas”. Terlepas dari kemajuan yang luar biasa, FABC masih jauh dari mendidik Gereja-Gereja lokal dan membangun persekutuan Gereja-Gereja Asia. Oleh karena itu, dalam Sidang Umum ke-6, sangat tepat mengambil tema – ‘Pemuridan Kristiani di Asia Hari Ini: Pelayanan kepada Kehidupan’ – yang sesuai dengan kebutuhan saat itu, untuk lebih setia mewartakan kehidupan di Asia dengan cara mengikuti jejak Yesus.
2000
Tahun 2000-an menandai awal milenium baru yang sarat dengan tantangan baru. Sementara teknologi yang cepat dan penggulingan tirani kolonial menulis ulang narasi Asia, benua kita terus menatap bentuk-bentuk ketidakadilan yang menekan. Di tengah kesulitan ini, para Uskup Asia berdiri di ambang abad baru – mengemban misi memperbarui Gereja. Visi mereka untuk membuat Gereja Asia lebih inklusif dimulai dari akar rumput dengan mengarahkan keprihatinan pastoral utama kepada kaum muda, hak-hak perempuan, keluarga, masyarakat adat, migran dan pengungsi. Sidang Umum ke-7 di Thailand ini ditujukan untuk Gereja yang Diperbaharui di Asia: Misi Cinta Kasih dan Pelayanan; menunjukkan dengan tepat isu-isu makro globalisasi, fundamentalisme, ekologi, militerisasi dan lanskap politik.
2004
Keluarga mewujudkan misteri cinta Tritunggal. Sementara, keluarga, masih merupakan surga bagi banyak orang, tradisi dan nilai-nilai yang dikompromikan, ketidakkonvensionalan, kemiskinan, globalisasi, dan pengaruhnya terhadap rumah tangga Asia mengatur nada Sidang Umum ke-8. Kekhawatiran atas memburuknya nilai-nilai keluarga yang digarisbawahi oleh tantangan pastoral yang muncul dibahas panjang lebar oleh para Uskup Asia di Daejeon, Korea. Pada pertemuan selama seminggu ini, mereka membeberkan tema – Keluarga Asia Menuju Budaya Hidup Integral – yang menggambarkan perubahan sosial yang mempengaruhi dinamika hidup keluarga di Asia.
2009
Untuk merenungkan lebih jauh bagaimana menjalani kehidupan yang diilhami oleh Ekaristi, para Uskup Asia bertemu untuk kesembilan kalinya di Manila, Filipina. Diskusi mereka terfokus pada Panggilan untuk mendengar Firman, Panggilan untuk iman dan harapan, dan Panggilan untuk misi.
2012
Tahun 2012 adalah tahun iman, dan dalam dekade kedua milenium baru ini, kebutuhan akan pendekatan evangelisasi baru dirasakan oleh para Uskup Asia. Selama peringatan 40 tahun FABC, seruan dibuat bagi semua Gereja di Asia supaya secara khusus memelihara semangat Evangelisasi Baru. Di Vietnam, para uskup Asia berwacana Menjawab Tantangan Asia – (dengan) Evangelisasi Baru. Hal ini menuntur pembaharuan spiritualitas, spiritualitas persekutuan, misi, dan evangelisasi baru.
2016
Pada Sidang Umum ke-11 di Kolombo, Sri Lanka, para Uskup Asia berfokus pada tema Keluarga Katolik di Asia: Gereja Domestik Orang Miskin Dalam Misi Belas Kasih. Wajah Asia yang berubah mempengaruhi keluarga dan oleh karena itu Gereja perlu bekerja menuju kepada ‘spiritualitas keluarga’ yang didasarkan pada perjumpaan dengan Yesus.
Hari ini saat kami melakukan perjalanan bersama sebagai gereja di Asia, kami bertemu sekali lagi. Kami merayakan 50 tahun Perjalanan kami untuk menjadi gereja yang melayani semua umat Allah. FABC diperbarui dalam kesetiaan mereka untuk “mencari bersama, bertindak bersama dan memikul tanggung jawab bersama” dalam menjalankan misi Gereja.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.