Mirifica.News, Yogyakarta – Hari ini, Jumat (4/8/2017), perayaan Asian Youth Day (AYD) 7 segera memasuki hari ketiga. Di hari ini, orang-orang muda Katolik Se-Asia akan menggumuli tema “Being United in Cultural Diversity” (Bersatu dalam Keberagaman Budaya). Pesan apa yang dapat dibawa orang muda setelah bergumul dengan tema itu?
Romo Andreas Budisetiawan, kordinator Exposure AYD 2017, dalam pengantarnya saat press conference mengatakan semangat utama dari kegiatan exposure hari ini adalah agar orang-orang muda dapat belajar pergumulan sosial orang-orang Katolik dan Muslim dalam membangun solidaritas bersama.
“Kami berharap, exposure hari ini dapat membantu meningkatkan kualitas religius orang-orang Muda Asia setelah mereka mengalamai perjumpaan dengan orang dari agama lain,” katanya.
Sementara itu, , Fairus Rizky, Orang Muda Gusdurian mengapresiasi undangan dan ajakan dari Orang Muda Katolik untuk berpartisipasi dalam AYD 2017, khususnya dalam kegiatan exposure AYD. Rizky pun menyampaikan terima kasih dan penghargaannya atas dilibatkan orang-orang muda Gusdurian dalam AYD.
“Peran Kaum Muda Muslim, khususnya yang dari Gusdurian sudah pasti ikut bertanggung jawab atas suksesnya perayaan AYD 2017,” kata Rizky.
Rizky menambahkan, ada 106 orang muda muslim yang terlibat dalam exposure AYD 2017. Mereka adalah orang muda Gusdurian. Mereka nantinya ikut menyuarakan Islam yang damai. “Spiritnya adalah membawa kebhinekaan Indonesia sebagai kekuatan membangun harmoni Indonesia”.
Exposure dilaksanakan setelah dua hari Orang Muda Asia bertemu dan berkumpul di Jogja Expo Center. Peserta akan mengunjungi 25 destinasi berbeda dengan menggunakan bus. Panitia telah memilih tempat-tempat tertentu, khususnya tempat-tempat pelayanan Gerejawi seperti Sekolah Katolik, Gereja, dan komunitas. Beberapa tempat itu diantaranya adalah Tunggal Hati Seminar dan Tunggal Hati Maria, Paroki Santo Antonius Kota Baru, Gua Maria Sendangsono, dan SD Kanisius Kokap.
Selain itu, ada juga beberapa lokasi budaya dikunjungi peserta. Sekolah Dasar seperti SD Pangudi Luhur misalnya, akan dikunjungi peserta. SD ini unik karena di sana anak-anak diberi lahan untuk bertani. “Di sekolah ini nanti peserta dapat belajar bagaimana sebuah sistem pendidikan dikembangkan, pendidikan yang tidak hanya melulu berorientasi pada target nilai tapi juga pada pembentukan karakter anak didik,” ujar Kornelius Budiprasetyio.
Peserta juga akan berkunjung ke SD Kenala. Di sana mereka akan melihat dan belajar bagaimana guru-guru SD Kenala bekerja dalam keterbatasan, namun mereka tetap bertahan bahkan terus berjuang mempertahankan institusi pendidikan.
Ada juga lokasi exposure lainnya di mana ada gerakan masyarakat peduli lingkungan hidup seperti “KUMPUL BOCAH”, sebuah gerakan lingkungan hidup di sekitaran Yogyakarta.
Nantinya peserta dibagi dalam 53 kelompok. Exposure hari ini diperkirakan akan selesai pada Pkl. 16.00 WIb. Setelah itu, peserta akan kembali ke JEC dan melakukan refleksi bersama atas pengalaman exposure mereka.
Kredit: Fairus Rizky, Orang Muda Gusdurian (Tengah) didampingi Romo Andreas Budisetiawan dan Kornelius Budiprasetyio saat memberikan keterangan pers seputar exposure AYD 2017 di JEC
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.