Beranda KWI Evangalize the Joyful of the Gospel for Catholic Youth

Evangalize the Joyful of the Gospel for Catholic Youth

PADA 17 -19 Agustus 2015 Luis Kardinal Antonio Tagle, Uskup Agung Manila, mengadakan lawatan ke Indonesia. Dalam rangka lawatan tersebut, Komkep KWI mengundang Kardinal Tagle untuk memberikan motivasi dan semangat pada OMK dengan tema  “ Evangalize the Joyful of the Gospel for Catholic Youth”. Pertemuan yang dilaksanakan di Ruang Sidang Para Uskup, Lantai IV, KWI Jl. Cut Meuita  dihadiri lebih dari 200 orang muda yang datang dari 3 keuskupan (Jakarta, Bandung, Bogor). Selain OMK dari Indonesia ada juga beberapa OMK Filipina yang ikut hadir dalam pertemuan ini.

OMK Keuskupan Bogor, Bandung dan Jakarta dan perwakilan dari beberapa Keuskuyang terlibat dalam diskusi bersama Luis Kardinal Antonio Tagle
OMK Keuskupan Bogor, Bandung dan Jakarta dan perwakilan dari beberapa Keuskupan yang terlibat dalam diskusi bersama Luis Kardinal Antonio Tagle

Dalam pesannya Kardinal Tagle menekankan 3 hal:

  1. OMK diharapkan dapat memiliki dan mewartakan kegembiraan Injil karena perjumpaan mereka dengan Yesus Kristus melalui Injil-Nya dan menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kaitan dengan hal itu Kardinal Tagle memberikan contoh yang cukup menggelitik, yakni bahwa ketika orang muda bertemu dengan pacarnya pasti akan merasa senang. Maka, seharusnya perjumpaannya dengan Yesus pun menimbulkan kegembiraan yang lebih besar dan mewartakan kegembiraan itu kepada banyak orang.
  1. Kardinal menegaskan bahwa OMK bukan masalah tetapi adalah misteri yang pantas disyukuri. Maka, OMK diharapkan memberikan inspirasi kepada Gereja tentang apa yang mereka harapkan/inginkan dari Gereja dan Gereja harus siap mendengarkan serta memperhatikan.

Kardinal Tagle memberikan contoh yang sangat inspiratif tentang poin ini, yaitu tentang seorang anak yang tidak mau mendengarkan nasihat orang tua, dan menutup diri dan menjauhkan diri dari orangtuanya, bergaya “punk,” . Dengan cara seperti ini sebenarnya dia mau menunjukkan pemberontakannya karena dia melihat bahwa orangtuanya tidak memiliki konsistensi dan integritas dalam kehidupan yang dilihatnya sehari-hari, melarang merokok tapi dia sendiri merokok, memintanya menghemat tapi ortu sendiri mengahambur-hamburkan uang di malam Minggu. Maka, Kardinal merefleksikan bahwa sebenarnya anak itu bukan musuh melainkan sahabat yang mau mengungkapkan gagasannya dengan cara yang “bermusuhan” melalui pemberontakan-pemberontakannya.

  1. OMK diharapkan menggunakan masa mudanya sebagai masa yang berharga karena hanya terjadi sekali dalam hidup. Maka, diharapkan untuk senantiasa mensyukuri dan memanfaatkan sebaik-baiknya masa yang berharga ini. Misalnya: orang muda yang memiliki energi luar biasa diharapkan tidak menyiakan-nyiakan energi ini untuk hal-hal yang tidak perlu tetapi lebih untuk kebaikannya sendiri maupun sesama.

Setelah memberikan “wejangannya”, pertemuan dilanjutkan dengan tanya jawab dengan OMK dan selesai pada pukul 23.00. Diharapkan kedatangan Beliau ini sungguh memberikan pencerahan kepada OMK Gereja Indonesia.

(Bramantyo/Dokpen KWI)

Credit Foto: Luis Kardinal Antonio Tagle (tengah) bersama Ibu Ratna dan RD. Antonius Haryanto