Beranda KOMSOS KWI PEKAN KOMSOS Dunia Berubah Secara Revolusioner Berkat Internet

Dunia Berubah Secara Revolusioner Berkat Internet

Internet telah menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Tak tanggung-tanggung, perubahan ini bahkan sifatnya revolusioner.

“Semua berawal sejak manusia menemukan apa yang disebut www (word wide web) pada tahun 1991 dan http (Hypertecht transfer protocol),” ujar CEO Grup Suara Surabaya Media, Errol Jonathans dalam seminar bertajuk Komunikasi: Budaya Perjumpaan yang Sejati” di Sumba, awal Juni lalu.

Menurut Errol, jauh sebelum ini, pakar komunikasi dari Amerika Serikat, Marshal Mc Luhan yang pada tahun 1960-an telah menulis buku berjudul “Understanding Media: The Extensions of Man” menyebutkan bahwa dunia ini sebagai ‘Global Vilage’ atau sebuah kampung dunia.

Disebut demikian, kata Errol, karena dalam dunia yang sangat besar ini ternyata relasi antarmanusia menjadi sangat dekat seperti relasi dalam sebuah kampung.

Faktanya, sekarang ini memang sudah tidak ada batas waktu dan tempat. Kita bisa berkomunikasi dengan teman kita yang jauh, di mana saja dan kapan saja. Semua menjadi sangat dekat.

“Informasi akan berpindah sangat cepat. Dan ini membuat kita sering kali tidak sadar dan dengan mudahnya menyeberangkan informasi kepada orang lain namun tidak memikirkan dampaknya bagi manusia,” ujar Errol.

Keberadaan internet membuat manusia menjadi sangat tergantung pada teknologi, karena internet telah menjadi teknologi utama dalam informasi dan komunikasi.

“Hanya sayang di Sumba problemnya adalah masih di infrastruktur” keluh Errol Jonathans.

Masih mengutip McLuhan, Errol menyebutkan bahwa infomasi dan komunikasi zaman sekarang ini sangat terbuka sehingga tidak ada yang bisa ditutup-tutupi.

Contohnya, kasus penyerangan yang dilakukan oleh kelompok massa di Yogyakarta terhadap umat yang sedang doa rosario beberapa waktu lalu. Dalam tempo menit, foto dan peristiwa itu dengan cepatnya beredar di internet. Kemudian hampir semua media massa nasional memuat berita tentang penyerangan kelompok masa tersebut.

“Media massa pada akhirnya menjadi transformer sebuah pesan”, tegas Errol.

Artinya, meski kita memiliki semua gadget yang canggih tetapi pada akhirnya media massa, bukan media personal itulah yang memediasi sehingga pesan yang disampaikan menjadi berkembang lebih besar.