BERTEPATAN dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Rabu, 1 Oktober 2014, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Antonio Guido Filipazzi memberkati dan meresmikan monumen patung Santo Fransiskus Xaverius di Desa Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kotamadya Ambon, Maluku. Acara pemberkatan patung setinggi 6 meter itu dipimpin langsung oleh Mgr Antonio Guido Filipazzi. Acara rohani ini serentak merupakan kegiatan perdana rangakaian kegiatan Musyawarah Nasional XI Unio Indonesia (Munas XI Unindo) di Ambon.

Gubernur Maluku Said Asagaff, Walikota Ambon Richard Louhenapessy, Uskup Keuskupan Amboina Mgr. PC Mandagi MSC, para Uskup, ratusan pastor peserta Munas XI Unindo, umat Katolik dan Protestan se-Kecamatan Teluk Ambon Baguala hadir menyaksikan momentum penuh rahmat itu.

Sebelum acara pemberkatan dimulai, Dubes Vatikan dan rombongan disambut dengan tarian cakalele oleh warga masyarakat Hative Besar. Acara berlanjut dengan dengan pengguntingan pita oleh Ny. Rety Asagaff dan Ny. Deby Louhenapessy, masing-masing adalah istri Gubernur Maluku dan istri Walikota Ambon.

Usai memimpin upacara pemberkatan monumen Patung Fransiskus Xaverius, Duta Vatikan bersama Gubernur Maluku, Walikota Ambon dan Uskup Diosis Amboina menandatangani prasasti peresmian patung tersebut. Dengan penandatanganan prasasti tersebut, lokasi patung Fransiskus Xaverius selanjutnya menjadi objek wisata rohani milik warga Kota Ambon, masyarakat Maluku dan dunia; bukan hanya menjadi milik umat Katolik tapi seluruh masyarakat.

“Ini adalah momentum sangat penting dan signifikan bagi kita semua, karena hari ini adalah hari Peringatan Kesaktian Pancasila,” ujar Mgr. Antonio Guido Filipazzi dalam sambutannya.

Monumen Fransiskus Xaverius Ambon 2
Patung jumbo Santo Fransiskus Xaverius di Desa Hative Besar, Ambon: Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr. Antonio Guido Filipazzi berkenan meresmikan patung jumbo Santo Fransiskkus Xaverius di Desa Hative Besar, Ambon. Hadir dalam acara peresmian tanggal 1 Oktober 2014 lalu adalah Gubernur Maluku Said Assagaf, Walikota Ambon, dan sejumlah Uskup. (Dok. Komsos Keuskupan Amboina)

Louhenapessy

Pancasila, kebanggaan Indonesia

Nuncio Vatikan menegaskan, Pancasila adalah referensi bagi semua warga negara Indonesia yang menganut pluralisme agama dan aliran kepercayaan. Ia juga menyatakan rasa kagumnya terhadap warga negara Indonesia.

Warga negara Indonesia, demikian isi sambutan Mgr. Filipazzi, bukan saja bertutur tentang Pancasila namun telah mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. “Pancasila tidak hanya diucapkan di bibir saja, tetapi sudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” puji Dubes Vatikan disambut tepuk tangan hadirin.

Dalam kesempatan itu Mgr. Filipazzi mengimbau umat Protestan dan Katolik untuk hidup berdampingan dalam damai satu sama lain. “Katolik dan Protestan, karena keduanya beriman kepada Kristus, diharapkan bekerjasama untuk membangun masyarakat yang lebih baik,” kata Nuncio.

Dubes Vatikan pun mendesak para pengikut Kristus di Maluku untuk bersatu di dalam Yesus Kristus. “Tanpa kesatuan dengan Kristus, kita akan lemah dalam kesaksian hidup,” ungkapnya.

Lalu ia pun berpesan, “Jika Anda datang ke sini untuk melihat patung Santo Fransiskus Xaverius, Anda melihat seorang misionaris besar yang pernah berkarya di sini. Saya berharap Anda tidak hanya berdoa di hadapan patungnya, tetapi meniru teladan orang kudus ini dan menjadi saksi setia kebenaran dan cinta Tuhan dengan berlandas pula pada nilai-nilai Pancasila.”

Kehadiran para uskup

Para Uskup yang turut hadir dalam acara pemberkatan dan seremoni peresmian patung Santo Fransiskus Xavierus ini antara lain Uskup Agung Makassar Mgr. John Liku Ada, Uskup Manado Mgr. Yos Suwatan MSC, Uskup Purwokerto Mgr. Julianuys Sunarko SJ, Uskup Surabaya Mgr. Vincentius Sutikno, Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng Timang, Uskup Timika Mgr. John Philip Saklil. dan Uskup Emeritus Ketapang Mgr. Blasius Pujaraharja.

Ketua Pantia Pelaksana Munas Unindo XI RD. Agustinus Arbol mengatakan monument patung Santo Fransiskus Xaverius ini didirikan untuk mengenang kehadiran dan karya misi Santo Fransiskus Xaerius di tanah Maluku, Keuskupan Amboina, 468 tahun silam (14 Februari 1546). “Hari ini juga Gereja Katolik merayakan Pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Karya Misi. Suatu momentum yang mulia untuk memaknai pemberkatan patung Fransiskus Xaerius di Ambon,” ungkap Arbol tersenyum.

Pastor Agus, demikian ia biasa disapa, menuturkan sejak semula pihaknya tidak mudah memperoleh izin dari tuan tanah dan masyarakat setempat untuk membeli sebidang tanah untuk membangun monument patung Fransiskus Xaverius. “Puji Tuhan tiga bulan sebelum Munas diselenggarakan, Tuhan menyatakan kuasaNya. Bapak Alfaris Laisatamu berkenan menjual sebidang tanah seluas 240,25M³ kepada Unio Keuskupan Amboina dengan harga Rp 86,000,000. Kami pun langsung mengadakan transaksi jual beli dengan beliau dan keluarganya,” kisah Pastor Agus dangan raut wajah gembira.

dubes vatikan di depan patung santo fransikus ambon
Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr. Antonio Guido Filipazzi: Nuncio tengah berpose di depan monumen patung Santo Fransiskus Xaverius di Desa Hative Besar, Ambon. (Dok. Komsos Keuskupan Amboina)

Hative Besar, tanah suci

Patung Santo Fransiskus Xaverius ini dikerjakan dalam kurun waktu satu bulan oleh pematung bernama Chris Batmomolin, warga Paroki Santo Yoseph Passo.

Secara terpisah dalam kesempatan temu hangat bersama jemaat Protestan di dalam gedung Gereja Lahai Roi, Desa Hative Besar, Senin malam (29/9) Uskup Amboina Mgr. PC Mandagi mengatakan, monument patung Santo Fransiskus Xaverius di Hative Besar ini menggurat makna bahwa
Desa Hative Besar adalah desa yang suci.

“Desa ini adalah desa yang suci, karena Santo Fransiskus Xaverius pernah menginjakkan kaki di tempat ini sebagai titik awal misi Injil di Tanah Maluku,” tutur Mgr. Mandagi.

Monument ini, lanjut Uskup yang kini telah 20 tahun memimpin Keuskupan Amboina, juga merupakan tanda penghargaan dan terima kasih kami umat Katolik kepada saudara-saudari Gereja Protestan Maluku di Desa Hative Besar. “Hative Besar mulai saat ini akan dikenal di seluruh dunia,” pungkas Uskup disambut tepuk tangan jemaat Lahai Roi.

Kredit foto: RD Theo Amelwatin (Komsos Keuskupan Amboina)