“Kata Tomas kepada-Nya, ‘Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?’” (Yoh 14, 5)
DI keuskupan ada sebuah papan yang bertuliskan nama anggota kuria dengan dua kolom lain yang kosong. Pada saat anggota kuria bepergian, mereka menuliskan tempat tujuannya dan kapan kembalinya. Papan informasi seperti ini rupanya ada juga dalam komunitas pastoran lainnya. Papan tersebut berisi nama anggota komunitas, kegiatan yang dilakukan atau tujuan kepergiannya.
Bahkan ada papan informasi yang dipergunakan sebagai sarana memberikan salam atau mengkomunikasikan hal-hal yang lain. Papan informasi sebagai sarana perjumpaan alphabetal bagi anggota komunitas. Saat ini keberadaan atau kepergian seseorang tidak hanya diketahui lewat papan tulis, tetapi juga lewat status dalam BB atau FB. Banyak orang menuliskan tempat atau lokasi keberadaannya serta kegiatannya lewat sarana itu.
Bahkan teman dan sahabat pun dengan mudah bisa mengetahui keberadaan dan kepergian seseorang lewat FB dan bisa cepat memberikan komentar. Jaman dahulu, papan dan alat canggih seperti ini belum tersedia.
Orang tidak mudah untuk mengetahui keberadaan dan kepergian seseorang, seperti diungkapkan oleh Thomas, “Tuhan kami tidak tahu ke mana Engkau pergi.” Jaman dulu belum ada papan untuk menulis, belum ada kebiasaan untuk menulis status, belum ada radar untuk mendeteksi keberadaan dan kepergian seseorang.
Tidak mudah untuk menemukan keberadaan teman dan menyusulnya, kalau tidak ada pemberitahuan atau informasi. Komunikasi antar pribadi dilakukan secara langsung, tanpa menggunakan alat. Sekalipun tidak menulis atau pasang status, tujuan kepergian Yesus jelas, yakni menuju kepada Allah, Bapa-Nya.
Sekalipun tidak bisa dicari dengan GPS atau google map, para murid tidak perlu kawatir dan harus percaya bahwa mereka pun akan sampai kepada Bapa, sejauh berjalan bersama-Nya. Dia lah satu-satunya jalan menuju kepada Allah Bapa.
Masih ragukah diriku?
Teman-teman selamat siang dan selamat berlibur. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ist
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.