MIRIFICA.NEWS, MALANG – Sesi keempat Forum Dialog dan Literasi Media untuk aktivis Katolik Jawa Timur dibawakan oleh Dian Sano, semalam (30/9) di Rumah Retret Sta. Maria Magdalena Postel, Malang. Membawakan konten positif di media digital membutuhkan Digital Wisdom. “Kalau kebijaksanaan budaya, itu diajarkan sudah sejak berabad-abad yang lalu. Tapi kalau digital wisdom, itu tidak diajarkan orangtua kita. Mereka bahkan minta kita yang mengajarkan teknologi ke mereka,” tegas Sano.
Digital Wisdom dimaksudkan bagi setiap pengguna untuk mendiskresikan apa yang mau ditampilkan kepada dunia digital, baik melalui gambar atau teks. Berpikir sebelum men-sharing-kan sesuatu. Jangan terpancing emosi dengan begitu mudah oleh hoax atau berita kontroversial.
Kebijaksanaan dalam ber-medsos dapat mengurangi perselisihan. “Terkadang ketika kita ber-medsos, kita lupa akan keberadaan orang tersebut. Kita berkomentar seolah orang yang dituju tidak ada. Orang dengan pendidikan S-2 bisa terpicu emosinya oleh seorang remaja, misalnya,” kata Sano.
Sesi ditutup dengan demonstrasi singkat bagaimana media sosial beroperasi. “Apa yang Anda tampilkan di media sosial, sebetulnya diatur algoritma untuk dilihat hanya oleh 12% teman Anda. Bagaimana untuk memperluas jangkauan? Ciptakan konten yang mengundang like, komentar,” tukas Sano.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
