BERBANGGALAH Medan, berbanggalah Indonesia. Dipercayakan sebagai tuan rumah sebuah kongres yang sungguh menyalakan spiritualitas kerahiman ilahi. Ribuan umat dari berbagai negara se Asia Pacific menjadi saksi Kongres Kerahiman Ilahi se-Asia yang ketiga tahun 2015. Sungguh suasana mewah, meriah dan penuh sorak sorai menggema di Hotel Santika Dyandra, Medan. Tepatnya selama tiga hari ini, dimulai 14 Oktober 2015. Kongres mengusung tema “Jesus Christ, the Mercy of God: the Way to Reconciliation”.
Pagi yang indah di hari Rabu, menyambut pembukaan Kongres Kerahiman Ilahi Se Asia Yang ketiga Tahun 2015. Pukul 08.00 WIB, tampak keceriaan dari para peserta, undangan dan tamu diiringi senyuman dan salam. Mereka bersatu dari berbagai negara dengan satu tujuan menjadi saksi pembukaan kongres Ilahi ini.
Sesaat sebelum misa kudus pembukaan kongres, terdapat iring-iringan para tamu dari negera tetangga dalam ruang lingkup Asia Pasifik yang mewakili negaranya. Mereka melambaikan tangan dan mengibarkan bendera kecil di tangan mereka. Tak ketinggalan di sisi kiri dan kanan mereka terdapat anak-anak yang memakai pakaian tradisional Sumatera Utara mendampingi mereka berjalan. Penuh semangat dan keceriaan mengelu-elukan moment yang berharga ini.
Akhirnya keadaan meriah pun kembali menjadi hikmat. Ikon rahmat Ilahi tampak megah dijunjung di baris awal perarakan misa kudus pembukaan kongres. Barisan para konselebran yang terdiri dari para uskup dan imam dari berbagai negara disambut dengan penuh syukur oleh umat. Misa pembukaan kongres dipimpin oleh Mgr. Antonio Guido Filipazzi, Nuncio Apostolik Vatikan untuk Indonesia.
“Sepanjang hidupku, menjumpai seorang Uskup Agung Medan saja susah sekali. Sekarang aku bisa melihat banyak uskup dari berbagai Negara di sini. Luar biasa. Aku bersyukur bisa melihat mereka semua di sini.” Ucap salah seorang umat.
Dalam homilinya, Mgr. Antonio Guido Filipazzi menyampaikan bahwa Gereja harus senantiasa menyerukan sukacita tidak berasal dari kehidupan dalam dosa. Melainkan dari pengampunan Tuhan, yang mengalir dari kerahimanNya. Kita sebagai penyalur kerahiman bagi sesama. Dimanapun Gereja hadir kerahiman Bapa harus menjadi nyata. Ia juga mengajak umat untuk berdoa. “kita memohon kepadaNya, palingkanlah tatapan kerahimanMu kepada kami. Semoga Ia memampukan kita seperti Dia untuk memahami dan menerima serta membagikan kerahiman ilahi”.
Seusai misa kudus, upacara resmi pembukaan kongres Kerahiman Ilahi se-Asia yang ketiga tahun 2015 pun digelar. Diawali pemberian kata sambutan oleh Uskup Agung Medan Anicetus Bongsu A. Sinaga, OFM.Cap. Uskup Agung kembali menekankan penanaman nilai Pancasila sebagai wujud kerahiman berbangsa. Kemudian dilanjutkan kata sambutan oleh Ketua KWI, Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo yang diwakilkan oleh vikjen. Nyanyian dan tarian tradisional menyelingi acara, membuat suasana tambah semarak.
Mewakili pemerintah setempat, hadir juga Plt. Gubernur H. Tengku Erry Nuradi. Dalam sambutannya, beliau mengatakan terimakasih telah memilih Medan sebagai tuan rumah kongres ini. Ia juga mengajak para tamu untuk menikmati kebhinekaan Indonesia, khususnya kebhinekaan di tanah Sumatera Utara.
Akhirnya tibalah puncak penanda acara dibuka. Pemukulan gong bersama-sama dilakukan oleh Uskup Agung Medan, Plt. Gubernur Sumut, dan Dirjen BIMAS Katolik. Gema gong yang merdu bagaikan penyeru gema suara perdamaian bagi dunia. Belum usai riuh semarak suasana, lalu Uskup Agung Medan Anicetus B. Sinaga bersama Plt. Gubernur H. Tengku Erry Nuradi menandatangi Prasasti Bukit Kerahiman Ilahi. Bukit Kerahiman Ilahi akan di bangun di Kabanjahe yang akan digunakan sebagai tempat ziarah Ilahi, yakni salah satu kekayaan iman masyarakat Indonesia. Tepuk tangan dan kemeriahan serta keteguhan iman tampak menyala-nyala di tempat ini.
Kredit Foto: Para Uskup dan Imam konselebran foto bersama setelah misa pembukaan Kongres Kerahiman Ilahi (Foto: Tari Samosir)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.