“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh 14, 27)
DALAM rangka Paskah, kelompok OMK menjadi ‘leader’ dalam perayaannya. Mereka mengajak anak-anak dan seluruh umat untuk berkumpul di aula. Mereka memimpin seluruh rangkaian acara. Salah satu acaranya adalah saling tukar hadiah Paskah.
Saat acara ini berlangsung, beberapa orang berkata, “Semoga dapat hadiah Paskah yang baik. Syukur lebih baik dari pada yang diberikannya untuk orang lain.”
Memberi dan menerima hadiah merupakan pengalaman yang biasa terjadi, khususnya pada saat-saat istimewa di dalam hidup. Banyak orang sering memberikan hadiah yang istimewa untuk orang tertentu, entah anggota keluarga, sahabat atau pasangan hidup.
Mereka berusaha memberikan yang terbaik atau yang unik, yang berbeda dibandingkan dengan yang diberikan orang lain. Hal seperti ini rupanya tidak hanya terjadi di dalam kalangan umat beriman. Tuhan pun memberikan sesuatu yang istimewa kepada para murid. Sesuatu yang tidak diberikan oleh dunia pada umumnya, yakni damai sejahtera.
Tuhan memberikan damai sejahtera. Damai sejahtera-Nya ditinggalkan untuk para murid. Damai sejahtera tidak diberikan oleh dunia. Sebaliknya, dunia sering memberikan kegelisahan atau ketakutan. Damai sejahtera sering tidak ditemukan di dalam rumah, dimana kita tinggal. Damai sejahtera sering hilang di dalam banyak komunitas religius.
Damai sejahtera jarang muncul di tempat kita bekerja maupun di tengah-tengah masyarakat. Di tempat-tempat itu yang sering muncul adalah pertengkaran, selisih paham, kemarahan, persaingan dan iri hati, dendam dan kebencian, beban dan keterpaksaan, keluhan dan ratapan, kebohongan dan ketidakjujuran.
Damai sejahtera adalah anugerah Allah yang istimewa, yang tidak diberikan oleh dunia. Bagaimana caranya agar anugerah tersebut tetap terjaga dan terpelihara dengan baik dalam hidupku?
Teman-teman selamat sore dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
