Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak, 74,6 juta orang atau meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya (2012) yang pernah mencapai 61,1 juta. Angka ini, menurut MarkPlus Insight Netizen Survey 2014 akan meningkat mencapai 100 juta di tahun 2015.

Penggunaan internet dari perangkat mobile juga terus meningkat drastis. Pakar komunikasi Errol Jonathans menyebutkan, penggunaan telepon selular di Indonesia telah mencapai angka 110 persen, lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia. Artinya, ada orang yang punya lebih dari satu ponsel atau membawa lebih dari satu ponsel.

Dalam ajang D11 Conference yang diadakan oleh situs AllThingsD, Mary Meeker yang berasal dari firma Kleiner Perkins Caufield & Byers Meeker mengungkapkan bahwa pengguna internet di seluruh dunia telah menyentuh angka 2,4 miliar orang. Angka tersebut meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya.

“Meski mencapai angka yang luar biasa besar, jumlah tersebut hanya mencakup 34 persen populasi dunia,”ujar Errol Jonathans dalam seminar bertajuk “Komunikasi: Budaya Perjumpaan yang Sejati” pada Pekan Komunikasi Sosial Sedunia ke-48 di Keuskupan Weetebula, Sumba, Sabtu (31/Mei/2014).

Sementara itu, Direktur Pelayanan Informasi Internasional  Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) , Selamatta Sembiring mengatakan,  situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Indonesia menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India.

Menurut data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya.

Menumbangkan pemerintahan
Fenomena inilah yang dimanfaatkan oleh para politisi baik di luar negeri maupun di dalam negeri untuk memengaruhi dan mencari pendukung. Ini karena, media sosial, internet merupakan sarana paling efektif dalam kegiatan kampanye dan propaganda.

“Di timur tengah banyak rezim pemerintahan yang tumbang gara-gara twitter. Begitu pula saat terjadi kudeta di Thailand. Pemerintah Thailand langsung memblokir twitter supaya tidak bisa diakses oleh warganya. Karena takut didemo warganya”, jelas Errol. Bahkan Tiongkok juga melarang warganya untuk menggunakan facebook, karena takut mengalami hal yang sama.

Obama pernah dan berhasil menggunakan media sosial untuk menggalang dana dan simpati. Demikian juga para capres di Indonesia yang sekarang ini sedang bertarung juga menggunakan media sosial baik itu facebook atau twitter untuk menggalang simpati dan dukungan. Tahun 2009, dalam kasus Prita Mulyasari, media sosial berhasil menempatkan peranannya sebagai sarana penggalangan solidaritas. Jadi, sebagai media alternatif, media sosial memiliki dampak luar biasa