GUNA mengantisipasi dampak terburuk pasca serangan militer Irak dalam merebut Mosul di Irak Utara dari kelompok Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS), Catholic Relief Service (CRS) saat ini sedang mempersiapkan segala kebutuhan pokok bagi proses pemulangan para pengungsi yang melarikan diri selama penguasaan ISIS.
CRS bekerja sama dengan Caritas Irak bahu-membahu membantu warga Hawija, sebuah kota di Timur Mosul dengan penduduk sekitar 100.000 orang. Para pekerja CRS dan Caritas Iraq mulai bekerja sejak Minggu sebelum operasi militer di Mosul.
Tetapi kedua lembaga bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Mosul, itu kini sedang menghadapi dua kendala utama, yakni akses perumaha bagi para pengungsi dan semakin dekat musim dingin.
“Tantangan utama bagi para pekerja dan pengungsi adalah musim dingin,” kata Kevin Hartigan, Direktur CRS untuk wilayah Eropa Timur, Timur Terngah dan Asia Tengah yang berbasis di Kairo, Mesir.
“Membangun perumahan sebelum musim dingin tiba menjadi prioritas, tapi ini akan menjadi tantangan terberat. Kamp sudah tidak mampu menampung para pengungsi, sementara musim dingin di sini selalu diikuti dengan salju tebal,” sambungnya.
Namun Hartingan meyakinkan bahwa saat ini CRS sedang menyiapkan berbagai kebutuhan pokok seperti air, makanan dan tempat tinggal serta sarana penunjang kesehatan bagi para pengungsi Mosul.
Hartigan mengatakan, orang-orang yang keluar dari wilayah Hawija membawa cerita mengerikan bagaiamana hidup di bawah kekuasaan ISIS. “Sebuah keluarga menghabiskan waktu sekitar dua tahun untuk melarikan diri, mereka berpindah-pindah dari satu desa ke desa lainnya untuk menghindar dari ISIS. Jika ISIS sampai tahu ada keluarga sedang rencana untuk melarikan diri, mereka akan dibunuh,” kata Hartigan.
Ia mengingatkan bahwa fokus mereka sekarang adalah membangun sekolah untuk mendidik anak-anak yang selama beberapa tahun terakhir tidak lagi mengenyam pendidikan
Selain masalah kemanusiaan, ada juga kekhawatiran tentang masa depan wilayah tersebut setelah ISIS dikalahkan.
Kekhawatiran itu diutarakan langsung oleh Uskup Agung Chaldean, Kasdim Bashar Warda ketika berkunjung ke New York, Senin (24/10) lalu. Ia mengatakan bagaimana mereka dapat meyakinkan orang-orang Kristen untuk kembali ke kampung halamannya mereka, dan itu perlu rencana dan aksi nyata. †
Sumber: aleteia.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.