Rengkuh Tumbuh Orang Muda Katolik demi Gereja yang Vital dan Viral
Pengantar
1. Kristus hidup dan ingin agar engkau hidup (CV. 1), hidup dalam kelimpahan (bdk. Yoh 10:10). Hidup dalam kelimpahan adalah hidup yang memancarkan terang kesaksian (bdk. Mat 5:16). Dalam konteks Indonesia yang tidak sedang baik-baik saja dan Gereja yang berjalan bersama, Orang Muda Katolik dipanggil dan diutus menjadi pemeran utama dalam pewartaan Injil. Betapa indahnya mengetahui bahwa orang-orang muda adalah “pengkhotbah-pengkhotbah jalanan,” yang dengan sukacita membawa Yesus ke setiap jalan, setiap lapangan kota dan setiap sudut dunia! (Evangelii Gaudium, 106). Rapat Pleno Komkep dilaksanakan dalam suasana syukur atas 100 tahun KWI yang telah, sedang, dan akan terus berjalan bersama membangun Gereja dan bangsa.
2. Gereja sedang mengadakan sinode dengan tema Sinodalitas Gereja: Persekutuan, Partisipasi dan Misi. Peristiwa Indonesian Youth Day III Palembang, World Youth Day Lisbon 2023, Pertemuan Menyongsong Jubilee of Youth 2025, World Youth Day Korea 2027 dan Indonesian Youth Day IV Sorong-Manokwari, kita tempatkan dalam ajakan Paus Fransiskus untuk melibatkan orang muda. Orang muda adalah masa kini dan masa depan Gereja yang memperkaya kita dengan keterlibatan mereka. Bangsa kita baru mengalami pasca pandemi Covid-19 dan pasca Pemilu Presiden serta di beberapa Kabupaten/Kota dan Provinsi akan menyelenggarakan Pilkada. Kita berharap agar pemerintahan baru dapat mewujudkan kesejahteraan umum. Kesejahteraan umum terwujud dalam pemerataan pendidikan, relasi antara manusia dengan Allah dan manusia dengan alam yang berkeadilan ekologis dan perawatan bumi rumah bersama.
3. Dalam Gereja yang berjalan dan bangsa yang berbenah, kita mengingat ajakan Paus untuk mendengarkan Roh Kudus dan mendengarkan orang muda. “Mendengarkan secara nyata, bukan ‘setengah hati’: orang muda dilibatkan dalam dialog, dalam perencanaan dan pengambilan keputusan” (Sambutan Paus dalam Kongres Internasional untuk Youth Ministry dari Dikasteri Awam, Keluarga dan Kehidupan, hal. 4). Kerangka Karya Komkep menjadi landasan untuk melakukan perubahan sesuai dengan Visi, Misi KWI dan Tujuan Komisi Kepemudaan KWI. Tujuan Komisi Kepemudaan KWI adalah 1) merengkuh dan menumbuhkan (CV, 209-215), 2) tanggap, Tangguh dan Terlibat dan 3) berjiwa pemimpin. Perubahan yang diharapkan adalah “berubahlah menjadi manusia berbudi baru sehingga kamu sanggup membedakan apa yang dikehendaki Allah, apa yang baik, apa yang berkenan padaNya dan apa yang sempurna” (Rom 12:1-2).
Mendengarkan dengan Hati
4. Agar dapat mendengarkan dengan hati maka kita diajak untuk mengembangkan spiritualitas penolong (bdk. Kej 2:18). Sebab dalam keadaan apa pun, orang muda dikasihi Allah tanpa batas (bdk. CV. 112). Reksa pastoral orang muda adalah membuka pintu-pintu dan ruang untuk semua orang seperti cerminan Gereja yang terbuka. Itu mencakup suatu tindakan dengan dua langkah besar: pertama, merengkuh. Merengkuh mencakup pewartaan dalam bahasa kasih yang mendalam dan menyentuh orang muda untuk tertarik menemukan Allah. Kedua adalah menumbuhkan yaitu pengajaran (kerygma) dan kasih persaudaraan untuk dapat hidup bersama dan berkaya dalam komunitas (CV, 209-215). Dengan dua langkah besar itu “Gereja akan dapat menunjukkan dirinya kepada orang-orang muda sebagai rumah yang menerima, yang bercirikan kekeluargaan, yang dibangun dari kepercayaan dan keyakinan… rGereja menjadi “ibu bagi semua dan rumah bagi banyak orang” (Dokumen Akhir Sinode Umum Biasa XV, 2018:138).
5. Orang muda berada dalam “bumi yang sedang menjerit karena segala kerusakan yang telah kita timpakan padanya karena tanpa tanggungjawab kita menggunakan dan menyalahkan kekayaan yang telah diletakkan Allah di dalamnya” (LS, 2). Terjadi melemahnya kesadaran kritis karena ketidakmerataan pendidikan di Indonesia. Orang muda juga menghadapi revolusi industri kognitif sejati. Kehadiran kecerdasan artifisial membuat orang muda pada transformasi penting yang kompleks. “Transformasi-transformasi ini mempunyai potensi positif seperti demokratisasi akses terhadap pengetahuan, kemajuan eskponensial penelitian ilmiah, dan pengurangan pekerjaan yang menuntut dan sulit. Namun kita diajak untuk sadar akan adanya bahaya negatif seperti ketidakadilan yang lebih besar antara negara-negara maju dan berkembang atau antara kelas sosial yang dominan dan tertindas. Manusia berkembang dan mampu mengejutkan kita melalui tindakannya. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat diperhitungkan mesin” (Paus Fransiskus KTT G7, Italia, 13 Juni 2024).
Profil OMK Indonesia
6. Dalam konteks perubahan yang begitu cepat, kita diajak untuk sadar benar penekanan Paus Fransiskus bahwa Orang Muda-lah pelaku reksa pastoral pelayanan orang muda. Mereka hanya perlu didampingi dan dibimbing namun selalu bebas untuk menemukan jalan-jalan baru dengan kreativitas dan keberanian mereka (CV. 203). Pendampingan yang kita lakukan adalah memastikan bahwa Komisi Kepemudaan Orang Muda Katolik dapat tumbuh menjadi OMK yang BERINTEGRITAS.
a. Berani menjadi pemimpin.
b. Empati tinggi dan peduli pada sesama.
c. Rela berkorban
d. Inisiatif dan kreatif
e. Bernalar kritis dan etis
f. Tanggap (responsive) dan peka
g. Eksis pada talenta yang dimiliki
h. Bergerak bersama dalam dan lintas komunitas
i. Resiliensi kemampuan adaptasi yang Tangguh dalam situasi sulit untuk mental yang sehat
j. Beriman Katolik dengan militan
k. Terlibat berperan pada isu-isu sosial termasuk lintas agama, budaya, lingkungan hidup, politik, ekonomi dan teknologi.
l. Aktif melakukan evangelisasi
m. Setia pada komitmen.
7. Orang Muda Katolik yang berintegritas adalah OMK yang bertumbuh berkat kesaksian-kesaksian yang dialami dalam pendampingan dan keterlibatan dalam hidup bersama dalam komunitas. Kesaksian menggerakkan setiap pribadi untuk mengalami Allah yang benar-benar hadir dan berjalan bersama. Sebab “Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan orang-orang bukannya satu per satu tanpa hubungan satu dengan yang lainnya tetapi Allah hendak membentuk mereka menjadi umat yang mengakuiNya dalam kebenaran dan mengabdi kepadaNya dengan suci” (LG, 9). Jadi setiap pribadi, baik yang didampingi maupun pendamping adalah penolong yang sepadan. Penolong yang sepadan merasakan pengalaman akan Allah melalui kesaksian yang menginspirasi. Gerakan-gerakan kecil seperti mengurangi dan memilah sampah, menanami lahan kosong, membiasakan hidup benar pada anak, literasi digital sejak dini, mempertajam nalar kritis, meningkatkan kualitas pendidikan dan lain-lain merupakan teladan yang menyentuh rasa. Kesaksian yang menyentuh rasa adalah teladan hidup dan kesaksian lisan (bdk. Evangelii Nuntiandi, 11). “Kekudusan akan tumbuh melalui gerakan kecil. Berikut ini contohnya: seorang wanita pergi berbelanja, dia bertemu tetangga dan mereka mulai berbicara, dan gosip dimulai. Tapi dia berkata dalam hatinya: “Tidak, saya tidak akan berbicara buruk tentang siapa pun”. Ini adalah langkah maju dalam kekudusan. Kemudian, di rumah, salah satu anaknya ingin berbicara dengannya tentang harapan dan impiannya, dan meskipun dia lelah, dia duduk dan mendengarkan dengan sabar dan penuh kasih. Itu adalah pengorbanan lain yang membawa kekudusan. Kemudian dia mengalami beberapa kecemasan, tetapi mengingat kasih Perawan Maria, dia mengambil rosario dan berdoa dengan iman. Ini jalan kesucian lainnya. Kemudian, dia pergi ke jalan, bertemu orang miskin dan berhenti untuk mengucapkan kata yang baik kepadanya. Satu langkah lagi” (Exultate et Gauedet, 16).
8. Keuskupan-keuskupan dengan tantangan, prioritas kegiatan dan praktik-praktik baik/ide baru merupakan langkah-langkah rengkuh dan tumbuh yang dalam Kerangka Kerja Komisi Kepemudaan Indonesia dapat menjadi gerakan bersama. Gerakan bersama dapat digambarkan sebagai berikut :
9. Terpujilah Yesus sebagai seorang pemuda. Dia telah menyerahkan hidupnya dalam sebuah tahap yang sekarang ini didefinisikan sebagai dewasa awal. Di tengah-tengah masa muda-Nya, Dia memulai misi publiknya sebagai “telah terbit Terang“ (Mat 4:16), terutama ketika Dia menyerahkan hidup-Nya. Semoga semakin memiliki spirit penolong, kita makin bercahaya di depan orang. Tuhan memberkati.
Jakarta, 21 Juni 2024,
Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga,
Mgr. Pius Riana Prapdi
Ketua Komisi Kepemudaan KWI
***
Day 3- Rapat Pleno Nasional Komisi Kepemudaan, 2024
Day 4- Rapat Pleno Nasional Komisi Kepemudaan, 2024
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.