Caritas Indonesia menenetapkan kejadian bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Senin dini hari, 4 November 2024, sebagai bencana pada Skala Dampak III (Sinyal Oranye). Oleh karena itu, Caritas Indonesia mengumpulkan donasi di tingkat nasional untuk membantu saudara-saudari yang tertimpa bencana. Romo Freddy Rante taruk, Direktur Caritas Indonesia, memberikan laporan bahwa sampai tanggal 5 November 2024, Pukul 17.44 WIB sudah terkumpul dana sejumlah Rp. 604.716.159. Romo Freddy, imam diosesan Keuskupan Agung Makassar ini, sangat berterima kasih kepada semua yang telah menyatakan cinta dan solidaritasnya kepada saudara-saudari yang mengalami musibah di wilayah Larantuka dan Maumere, dan mengajak lebih banyak orang untuk turut terlibat dan berpartisipasi dalam gerakan cinta kasih ini.
Sementara itu, Ruddy Raka, koordinator emergency response Caritas Indonesia menerangkan bahwa Caritas Indonesia mengkoordinasikan tanggap darurat dengan menggunakan sumber daya jaringan sesuai dengan Standard Operational Procedur (SOP) Tanggap Darurat Caritas Indonesia. Bersama dengan Caritas Keuskupan Larantuka dan Maumere, Caritas Indonesia mendirikan Pos Layanan Tanggap Darurat sebagai Pos Layanan Kemanusiaan Keluarga Caritas. Dan untuk mendukung aktivitas Tanggap Darurat dari Pos Pelayanan ini, Caritas Indonesia mengirimkan Dana Darurat APP ke Caritas Laantuka dan Caritas Maumere untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak selama dua minggu ke depan.
Semenjak 4-5 November 2024, Caritas Larantuka telah mendistribusikan beras, air bersih, makanan instan dan masker di Desa Ile Gerong, Bokang, dan Lewolaga, Kecamatan Titihena, Flores Timur. Total penerima manfaat langsung bantuan sebanyak 1.162 jiwa. Selanjutnya, Caritas Indonesia bersama Caritas Larantuka dan Caritas Maumere akan melakukan kajian cepat untuk memetakan kebutuhan dasar di 7 Desa yang terdampak dan mendistribusikan kebutuhan dasar khususnya bagi kelompok rentan/berisiko tinggi. Caritas Indonesia juga mengkoordinasikan pengelolaan sumber daya bantuan untuk kebutuhan respons tanggap darurat, pemulihan dan rehabilitasi – rekonstruksi secara transparan & akuntabel.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.