“Salam engkau yang penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita,” Demikianlah salam Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria. Selanjutnya, Malaikat Allah itu berkata, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya, engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia, Yesus.”
Gereja merayakan peristiwa ini secara khusus mengingat arti dan maknanya bagi keselamatan manusia. Boleh dikatakan, peristiwa sabda menjada daging berawal pada saat Maria menanyakan kesediaan dan persetujuannya kepada Malaikat Gabriel, pembawa kabar gembira itu, dan sejak itu pula Maria menjadi Bunda Allah.
Satu hal yang harus kita camkan dalam hati ialah “hormat Allah pada Maria” sebagaimana terlihat dalam permintaan kesediaan Maria untuk menerima Sabda Allah dalam rahimnya. Di sini Allah tidak memaksa Maria, tetapi meminta kesediannya. Maria sendiri menyadari bahwa Tuhan memilih dia karena menganggap dia layak untuk menerima kabar gembira itu. Namun, sebagai manusia, Maria masih tampak ragu-ragu akan makna kabar itu. Oleh karena itu, ia menanyakan lebih lanjut keterangan dari Malaikat Allah itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi….?” Dan ketika ia sudah merasa pasti akan makna kabar gembira malaikat itu, Maria berkata, “Aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu.”
Semoga hari raya Kabar Sukacita ini menumbuhkan dalam diri kita semangat ketaatan pada Allah dan kesediaan bekerja sama dengan Allah dalam karya penyelamatan-Nya.
Sumber: E-Katolik
Inspirasimu: Santo Oscar Romero : 24 Maret
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.